Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, setelah malam tadi Miftah minum obat, hari ini suhu badannya sudah normal kembali dan dia bangun tidur dengan senyum diwajah.
Seperti yang saya janjikan, tadi saya membelikannya bola sepak. Miftah terlihat senang sekali. Bolanya langsung dimainkan berdua bersama khayla.
Menjelang siang kami pergi ke tempat yang sudah lama ingin kami kunjungi yaitu Bale Apung Sangkuriang, satu tempat makan terapung di daerah Batujajar. Untuk ke Bale Apung tersebut kita harus menaiki perahu yang khusus mengantarkan orang-orang yang akan makan di Bale Apung dan kembali ke darat. Seingat saya, ini pengalaman pertama kami bersama-sama menaiki perahu. Ayah, khayla dan miftah sengaja memilih duduk di dek perahu, bukan ditempat duduk yang telah disediakan.
Seperti umumnya di rumah makan khas sunda, di bale apung ini juga ada banyak ikan yang dipelihara dan bisa diberi makan. Ikan yang ada antara lain ikan patin, ikan lele dan ikan nila. Pemandangan ini menarik perhatian miftah dan khayla. Saya juga baru tahu kalau ikan patin itu ternyata agresif soal makanan dan bergeraknya cepat sekali. Selesai makan, kami pun kembali menaiki perahu dan mereka bertiga kembali duduk di dek kapal 😆.
Sesampainya dirumah, khayla dan miftah kembali bermain bola. Mainnya lebih seru lagi karena sore itu banyak teman-teman yang sedang bermain juga. Memang semenjak liburan sekolah kemarin, khayla dan miftah jadi lebih sering bermain diluar. Temannya pun bertambah. Saya melihat ini sebagai hal yang positif terutama bagi miftah. Karena kepercayaan diri miftah masih kurang, saya berharap sedikit-sedikit akan muncul keberanian dan kepercayaan dirinya. Untuk khayla juga, karena termasuk anak yang umurnya lebih besar, harapannya dia bisa memberi contoh yang baik, bisa mengambil keputusan dan mencari solusi dengan memakai logikanya. Setiap anak memang unik, tidak ada yang sama. Sebagai orangtua, kita hanya bisa mendampingi, mengarahkan dan tidak lupa mendoakan anak-anak kita.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Sunday, August 27, 2017
Saturday, August 26, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 9
Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari Sabtu adalah hari bebas menonton TV untuk Khayla. Beberapa waktu yang lalu saya sengaja memindahkan TV karena khayla susah sekali kalau disuruh mandi sore atau shalat. Saking seringnya sampai saya kesal dan akhirnya mencabut kabel-kabel yang tersambung ke TV. Awalnya dia memang protes, tapi lama kelamaaan dia mau menerima.
Kebetulan hari ini ada acara anak Du bi du bi dam di RTV. Acara yang berisi lagu, gerak dan tari ini jadi salah satu acara favorit khayla. Dia selalu semangat mengikuti gaya tarian yang diperagakan. Apalagi kalau lagunya pun dia hapal. Tapi suara khayla sih nggak bagus-bagus amat. Malahan kadang suaranya seperti yang serak 😆
Tadinya hari ini saya mau beli bola sepak untuk miftah. Karena dia sudah berkali-kali memintanya tapi saya menundanya. Begitu mau beli..eehh anaknya malah demam. Dari siang terlihat muyung terus. Tapi Alhamdulillah makan mah mau. Tadi malah sempat joget-joget ketika ada lagu baru di serial upin ipin. Agar sakitnya tidak berkepanjangan, saya pun memberinya obat penurun panas. Mudah-mudahan besok atau lusa miftah sudah sehat seperti biasa
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSay
#BintangKeluarga
Hari Sabtu adalah hari bebas menonton TV untuk Khayla. Beberapa waktu yang lalu saya sengaja memindahkan TV karena khayla susah sekali kalau disuruh mandi sore atau shalat. Saking seringnya sampai saya kesal dan akhirnya mencabut kabel-kabel yang tersambung ke TV. Awalnya dia memang protes, tapi lama kelamaaan dia mau menerima.
Kebetulan hari ini ada acara anak Du bi du bi dam di RTV. Acara yang berisi lagu, gerak dan tari ini jadi salah satu acara favorit khayla. Dia selalu semangat mengikuti gaya tarian yang diperagakan. Apalagi kalau lagunya pun dia hapal. Tapi suara khayla sih nggak bagus-bagus amat. Malahan kadang suaranya seperti yang serak 😆
Tadinya hari ini saya mau beli bola sepak untuk miftah. Karena dia sudah berkali-kali memintanya tapi saya menundanya. Begitu mau beli..eehh anaknya malah demam. Dari siang terlihat muyung terus. Tapi Alhamdulillah makan mah mau. Tadi malah sempat joget-joget ketika ada lagu baru di serial upin ipin. Agar sakitnya tidak berkepanjangan, saya pun memberinya obat penurun panas. Mudah-mudahan besok atau lusa miftah sudah sehat seperti biasa
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSay
#BintangKeluarga
Friday, August 25, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 8
Bismillahirrahmaanirrahiim
Masya Allah, tadi malam saya tidur dan nggak ingat kalau mau setor tantangan dihari ke 8 😢😢.
Jadi ceritanya saya akan pergi berbelanja kebutuhan untuk olshop saya. Pengennya sih banyak tempat yang saya datangi, tapi ternyata waktunya tidak memungkinkan. Pagi harinya mengisi dulu program Jumat Hangat di WAG Bunda Sayang Bandung 2. Itupun telat karena saya menunggu opening dari pejabat kelas. Saya japri Teh Atin, eehh Teh Atin pikir, saya mau langsung aja membuka programnya 😆. Hadeuuhh mana saya berani, merasa nggak punya wewenang 😁. Sebelumnya, mendadak disuruh Pak Suami untuk membungkus dan mengirim paket, sementara dusnya tidak ada. Untungnya sudah ada warung yang buka dan pemiliknya berbaik hati memberikan dus untuk saya.
Setelah Program Jumat Hangat selesai, saya dan miftah pun pergi untuk mengantarkan paket dan melanjutkan perjalanan ke Alun-alun Bandung. Seperti biasa, kami naik bis Damri. Alat transportasi ini jadi salah satu favoritnya miftah selain kereta naik. Sebelum bisa naik bis, kami harus naik angkot terlebih dahulu. Sekarang-sekarang ini miftah maunya duduk dekat jendela. Mungkin enak karena bisa merasakan hembusan angin 😆. Saking enaknya, saya lihat mata miftah sudah sayu. Waahh..sudah ngantuk lagi? Biasanya ini belum waktu tidurnya. Miftah pun saya pangku. Turun dari angkot, saya berjalan beberapa meter untuk sampai ke jalan utama. Sayang sekali sepertinya bis ke Bandung sudah lewat sehingga saya harus menunggu cukup lama untuk bisa naik bis berikutnya. Menunggunya sambil berdiri dan menggendong miftah yang sedang tertidur. Pegelnyaaa... 😥.
Miftah akhirnya bangun begitu kami sudah sampai di Alun-alun Bandung. Toko yang jadi tujuan saya tidak begitu jauh dari Halte bis. Itu sebabnya saya senang kalau ke sini. Ya sekalian belanja, ya sekalian ngajak miftah jalan-jalan 😊. Saya berikan bekal makanan dan menyuruh miftah untuk duduk karena biasanya saya akan lama belanjanya mengingat toko ini selalu ramai. Tidak terasa sudah jam 13.30. Saya belum shalat dan miftah belum makan siang. Diluar toko ada pedagang yang menjual sosis berukuran besar dan miftah merengek-rengek ingin membeli sosis itu. Bukannya ga mau beli, tapi Alun-alun kan termasuk Zona Merah, tidak boleh ada PKL dan yang ketahuan belanja dari PKL akan dikenakan denda. Awal-awalnya peraturan ini memang berjalan. Tapi lama kelamaan, PKL mulai bermunculan lagi. Padahal petugas SatPol PP selalu ada diseputaran Alun-alun.
Akhirnya saya tawarkan pada miftah untuk membeli sosis di RM Ampera, sekalian saya mau numpang shalat. Untungnya miftah mau. Sembari menunggu saya shalat, saya suruh miftah untuk memakan nasi dan sosisnya. Sosisnya sudah pasti habis, nasinya? Masih utuh.. 😑.
Dari situ kami kembali ke Halte Bis. Lagi-lagi ketinggalan bis. Bis menuju Ciburuy sudah pergi dan terpaksa kami menunggu bis selanjutnya datang. Tapi miftah sih happy-happy aja. Bisa melihat kendaraan yang lalu lalang. Ada Ambulance, mobil polisi, selain tentunya bis-bis damri. Tiap ada yang datang dia bertanya "bis itu mau kemana?". "Kalau yang itu mau kemana?". Begitulah.. 😊. Dalam hati bersyukur juga tadi dia sudah tidur cukup lama, jadinya sekarang batrenya fully charge ya, kalau HP mah.. 😆.
Bis Ciburuy pun datang, saya langsung menggendong miftah agar kami bisa cepat masuk dan masih kebagian tempat duduk. Saya ajak miftah untuk duduk dipaling belakang yang kursinya lebih tinggi, disamping jendela, supaya pemandangannya luas dan bahkan miftah bisa berdiri 😆. Tumben, bisnya langsung pergi, biasanya lama menunggu penumpang dulu. Syukur lah, biar bisa cepat pulang ke rumah. Disepanjang perjalanan miftah tidak berhenti berceloteh. Apa yang dia lihat pasti dia komentari. Ada toko mainan, dia bilang "mau beli beko remot disini..". Kadang diselingi juga dengan menyanyi lagu-lagu yang pengucapan liriknya pun belum dia bisa 😂😂. Sepertinya dia sudah hapal dengan rute bis. Dia tahu kalau kita akan melewati tempat yang banyak beko-nya. Miftah seneng banget sama yang namanya beko. Mungkin karena laki-laki ya..sukanya sama kendaraan. Tiba di daerah Cibeureum, dia tanya apa nama jalan ini. Dan dia bilang kalau rumah Neneknya ada disini. Memang betul, Nenek dari Ayah tinggal didaerah Cibeureum. "Deket yey kleta api" lanjutnya. Memang iya juga, tidak jauh dari rumah Nenek, ada rel kereta api.
Begitulah cerita kami dihari Jumat kemarin. Sepertinya kami lelah, sehingga kami tidur cepat dan saya lupa menulis setoran hari ke 8 😂😂.
Oiya, tadi buka-buka buku pelajaran Khayla. Ada Buku mata pelajaran PK atau Pendidikan Karakter. Disitu ada kertas-kecil dengan tulisan-tulisan. Rupanya itu dibuat oleh teman-temannya. Isi tulisannya macam-macam, tapi intinya khayla itu orangnya baik karena suka membagi makanan, mengajak bermain, suka menolong, dan meminjamkan barang. Hmm..semoga karakter-karakter yang baik, selalu ada di pribadi anak-anak saya. Aamiin...
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Masya Allah, tadi malam saya tidur dan nggak ingat kalau mau setor tantangan dihari ke 8 😢😢.
Jadi ceritanya saya akan pergi berbelanja kebutuhan untuk olshop saya. Pengennya sih banyak tempat yang saya datangi, tapi ternyata waktunya tidak memungkinkan. Pagi harinya mengisi dulu program Jumat Hangat di WAG Bunda Sayang Bandung 2. Itupun telat karena saya menunggu opening dari pejabat kelas. Saya japri Teh Atin, eehh Teh Atin pikir, saya mau langsung aja membuka programnya 😆. Hadeuuhh mana saya berani, merasa nggak punya wewenang 😁. Sebelumnya, mendadak disuruh Pak Suami untuk membungkus dan mengirim paket, sementara dusnya tidak ada. Untungnya sudah ada warung yang buka dan pemiliknya berbaik hati memberikan dus untuk saya.
Setelah Program Jumat Hangat selesai, saya dan miftah pun pergi untuk mengantarkan paket dan melanjutkan perjalanan ke Alun-alun Bandung. Seperti biasa, kami naik bis Damri. Alat transportasi ini jadi salah satu favoritnya miftah selain kereta naik. Sebelum bisa naik bis, kami harus naik angkot terlebih dahulu. Sekarang-sekarang ini miftah maunya duduk dekat jendela. Mungkin enak karena bisa merasakan hembusan angin 😆. Saking enaknya, saya lihat mata miftah sudah sayu. Waahh..sudah ngantuk lagi? Biasanya ini belum waktu tidurnya. Miftah pun saya pangku. Turun dari angkot, saya berjalan beberapa meter untuk sampai ke jalan utama. Sayang sekali sepertinya bis ke Bandung sudah lewat sehingga saya harus menunggu cukup lama untuk bisa naik bis berikutnya. Menunggunya sambil berdiri dan menggendong miftah yang sedang tertidur. Pegelnyaaa... 😥.
Miftah akhirnya bangun begitu kami sudah sampai di Alun-alun Bandung. Toko yang jadi tujuan saya tidak begitu jauh dari Halte bis. Itu sebabnya saya senang kalau ke sini. Ya sekalian belanja, ya sekalian ngajak miftah jalan-jalan 😊. Saya berikan bekal makanan dan menyuruh miftah untuk duduk karena biasanya saya akan lama belanjanya mengingat toko ini selalu ramai. Tidak terasa sudah jam 13.30. Saya belum shalat dan miftah belum makan siang. Diluar toko ada pedagang yang menjual sosis berukuran besar dan miftah merengek-rengek ingin membeli sosis itu. Bukannya ga mau beli, tapi Alun-alun kan termasuk Zona Merah, tidak boleh ada PKL dan yang ketahuan belanja dari PKL akan dikenakan denda. Awal-awalnya peraturan ini memang berjalan. Tapi lama kelamaan, PKL mulai bermunculan lagi. Padahal petugas SatPol PP selalu ada diseputaran Alun-alun.
Akhirnya saya tawarkan pada miftah untuk membeli sosis di RM Ampera, sekalian saya mau numpang shalat. Untungnya miftah mau. Sembari menunggu saya shalat, saya suruh miftah untuk memakan nasi dan sosisnya. Sosisnya sudah pasti habis, nasinya? Masih utuh.. 😑.
Dari situ kami kembali ke Halte Bis. Lagi-lagi ketinggalan bis. Bis menuju Ciburuy sudah pergi dan terpaksa kami menunggu bis selanjutnya datang. Tapi miftah sih happy-happy aja. Bisa melihat kendaraan yang lalu lalang. Ada Ambulance, mobil polisi, selain tentunya bis-bis damri. Tiap ada yang datang dia bertanya "bis itu mau kemana?". "Kalau yang itu mau kemana?". Begitulah.. 😊. Dalam hati bersyukur juga tadi dia sudah tidur cukup lama, jadinya sekarang batrenya fully charge ya, kalau HP mah.. 😆.
Bis Ciburuy pun datang, saya langsung menggendong miftah agar kami bisa cepat masuk dan masih kebagian tempat duduk. Saya ajak miftah untuk duduk dipaling belakang yang kursinya lebih tinggi, disamping jendela, supaya pemandangannya luas dan bahkan miftah bisa berdiri 😆. Tumben, bisnya langsung pergi, biasanya lama menunggu penumpang dulu. Syukur lah, biar bisa cepat pulang ke rumah. Disepanjang perjalanan miftah tidak berhenti berceloteh. Apa yang dia lihat pasti dia komentari. Ada toko mainan, dia bilang "mau beli beko remot disini..". Kadang diselingi juga dengan menyanyi lagu-lagu yang pengucapan liriknya pun belum dia bisa 😂😂. Sepertinya dia sudah hapal dengan rute bis. Dia tahu kalau kita akan melewati tempat yang banyak beko-nya. Miftah seneng banget sama yang namanya beko. Mungkin karena laki-laki ya..sukanya sama kendaraan. Tiba di daerah Cibeureum, dia tanya apa nama jalan ini. Dan dia bilang kalau rumah Neneknya ada disini. Memang betul, Nenek dari Ayah tinggal didaerah Cibeureum. "Deket yey kleta api" lanjutnya. Memang iya juga, tidak jauh dari rumah Nenek, ada rel kereta api.
Begitulah cerita kami dihari Jumat kemarin. Sepertinya kami lelah, sehingga kami tidur cepat dan saya lupa menulis setoran hari ke 8 😂😂.
Oiya, tadi buka-buka buku pelajaran Khayla. Ada Buku mata pelajaran PK atau Pendidikan Karakter. Disitu ada kertas-kecil dengan tulisan-tulisan. Rupanya itu dibuat oleh teman-temannya. Isi tulisannya macam-macam, tapi intinya khayla itu orangnya baik karena suka membagi makanan, mengajak bermain, suka menolong, dan meminjamkan barang. Hmm..semoga karakter-karakter yang baik, selalu ada di pribadi anak-anak saya. Aamiin...
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Thursday, August 24, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 7
Bismillahirrahmaanirrahiim
Di Paud-nya Miftah, sering ada pembagian kertas berbentuk bintang untuk anak yang mengikuti semua kegiatan dari awal. Jujur Miftah belum pernah dapat karena datangnya terlambat terus 😆. Hari ini juga Miftah datang telat lagi, karena saya tidak bisa menemukan kunci rumah dan pagar. Kan khawatir, kalau meninggalkan rumah tanpa dikunci. Tapi tadi saat bubaran, Miftah ikut mengantri untuk mendapatkan "bintang" yang hari ini bentuknya es krim. Dia tampak semangat kalau ada pembagian sesuatu, tidak mau ketinggalan 😁. Saya pikir dia tidak akan diberi, tapi Alhamdulillah, Bunda Nur memberi dan menempelkan es krim itu di baju miftah. Miftah pun keluar ruangan dan tersenyum senang pada saya. Lebih-lebih pada saat saya belanja ke warung dan miftah membeli es sungguhan 😁
Sore harinya sepulang menjemput khayla, saya teringat punya niat untuk membuat bola-bola coklat. Melihat saya membawa perlengkapan dan bahan-bahannya, khayla dan miftah langsung berkeinginan untuk ikut ambil bagian. Mereka pun bergantian menghancurkan biskuit. Lalu menuangkan susu kental manis. Bersama-sama kami membentuk adonan tersebut dan menggulingkannya ke meises. Sudah jadi deehh, bola-bola coklatnya. Saya yakin ini adalah resep yang sering dipakai untuk memgajarkan anak membuat makanan 😁.
Oiya, khayla bilang dia jadi ingin berjualan bola-bola coklat disekolah. Saya tidak menolak, tapi jangan besok dan bukan menjual bola-bola coklat yang sudah dibikin tadi. Ini cuma iseng menghabiskan biskuit yang tidak dimakan-makan 😆. Mungkin minggu depan saja kalau memang khayla mau jualan
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Di Paud-nya Miftah, sering ada pembagian kertas berbentuk bintang untuk anak yang mengikuti semua kegiatan dari awal. Jujur Miftah belum pernah dapat karena datangnya terlambat terus 😆. Hari ini juga Miftah datang telat lagi, karena saya tidak bisa menemukan kunci rumah dan pagar. Kan khawatir, kalau meninggalkan rumah tanpa dikunci. Tapi tadi saat bubaran, Miftah ikut mengantri untuk mendapatkan "bintang" yang hari ini bentuknya es krim. Dia tampak semangat kalau ada pembagian sesuatu, tidak mau ketinggalan 😁. Saya pikir dia tidak akan diberi, tapi Alhamdulillah, Bunda Nur memberi dan menempelkan es krim itu di baju miftah. Miftah pun keluar ruangan dan tersenyum senang pada saya. Lebih-lebih pada saat saya belanja ke warung dan miftah membeli es sungguhan 😁
Sore harinya sepulang menjemput khayla, saya teringat punya niat untuk membuat bola-bola coklat. Melihat saya membawa perlengkapan dan bahan-bahannya, khayla dan miftah langsung berkeinginan untuk ikut ambil bagian. Mereka pun bergantian menghancurkan biskuit. Lalu menuangkan susu kental manis. Bersama-sama kami membentuk adonan tersebut dan menggulingkannya ke meises. Sudah jadi deehh, bola-bola coklatnya. Saya yakin ini adalah resep yang sering dipakai untuk memgajarkan anak membuat makanan 😁.
Oiya, khayla bilang dia jadi ingin berjualan bola-bola coklat disekolah. Saya tidak menolak, tapi jangan besok dan bukan menjual bola-bola coklat yang sudah dibikin tadi. Ini cuma iseng menghabiskan biskuit yang tidak dimakan-makan 😆. Mungkin minggu depan saja kalau memang khayla mau jualan
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Wednesday, August 23, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 6
Bismillahirrahmaanirrahiim
Pagi ini ada waktu luang karena bukan jadwalnya Miftah ke Paud. Keingetan kalau dikulkas masih ada pisang nangka yang belum diolah. Selain pengen bersih-bersih kulkas, pengen juga ada cemilan buat mengganjal perut. Pisang goreng adalah salah satu makanan kesukaan Miftah. Jadi sengaja saya ajak dia untuk ikut berpartisipasi walaupun hanya mengaduk adonan dan memotong pisang, walaupun akhirnya semua kembali dikerjakan oleh saya 😆. Setelah pisang goreng matang, kami berdua pun makan. Tapi penyajian saya sedikit beda. Pisang gorengnya saya beri sedikit susu kental manis dan ditaburi meises. Miftah pun mengikuti cara saya dan dia senang sekali karena dia bilang rasanya enak 😊
Sore hari, Khayla pun pulang dari sekolah. Bukannya mendahulukan shalat Ashar dia malah langsung main diluar, apalagi kalau temannya sudah main duluan. Tidak berapa lama kemudian khayla masuk dengan memakai sepatu roda. Saya tanya siapa pemiliknya. Sebenarnya khayla sempat ingin punya sepatu roda, tapi tidak kami kabulkan karena kami merasa sepatu roda ramenya hanya musiman saja. Sebagai gantinya kami belikan dia sepeda agar saya juga bisa memakainya.
Kalau sudah bermain dengan teman-temannya, dia jadi lupa waktu. Abai akan kewajibannya. Susah kalau saya suruh mandi atau shalat.
Seperti yang direncanakan, hari ini kami mau membuat tulisan tentang habit keluarga yang ditulis di kertas, dihias lalu ditempel didinding dan fotonya dikirimkam ke MK-nya Khayla. Sebelumnya saya sudah potong kertas karton untuk dipakai lalu saya suruh khayla untuk menggambar bunga dan daun di bagian pinggir-pinggirnya. Sementara saya yang melakukan finishing dan memberikan tulisan-tulisan dibagian tengahnya. Tulisannya adalah tentang "Habit Keluarga" dan kami memutuskan program membaca Al-quran setelah shalat magrib sebagai habit kami. Family Project-nya versi SD Hikmah Teladan nihh.. 😁. Mudah-mudahan kami selalu istiqomah dalam menjalankan habit ini
Pagi ini ada waktu luang karena bukan jadwalnya Miftah ke Paud. Keingetan kalau dikulkas masih ada pisang nangka yang belum diolah. Selain pengen bersih-bersih kulkas, pengen juga ada cemilan buat mengganjal perut. Pisang goreng adalah salah satu makanan kesukaan Miftah. Jadi sengaja saya ajak dia untuk ikut berpartisipasi walaupun hanya mengaduk adonan dan memotong pisang, walaupun akhirnya semua kembali dikerjakan oleh saya 😆. Setelah pisang goreng matang, kami berdua pun makan. Tapi penyajian saya sedikit beda. Pisang gorengnya saya beri sedikit susu kental manis dan ditaburi meises. Miftah pun mengikuti cara saya dan dia senang sekali karena dia bilang rasanya enak 😊
Sore hari, Khayla pun pulang dari sekolah. Bukannya mendahulukan shalat Ashar dia malah langsung main diluar, apalagi kalau temannya sudah main duluan. Tidak berapa lama kemudian khayla masuk dengan memakai sepatu roda. Saya tanya siapa pemiliknya. Sebenarnya khayla sempat ingin punya sepatu roda, tapi tidak kami kabulkan karena kami merasa sepatu roda ramenya hanya musiman saja. Sebagai gantinya kami belikan dia sepeda agar saya juga bisa memakainya.
Kalau sudah bermain dengan teman-temannya, dia jadi lupa waktu. Abai akan kewajibannya. Susah kalau saya suruh mandi atau shalat.
Seperti yang direncanakan, hari ini kami mau membuat tulisan tentang habit keluarga yang ditulis di kertas, dihias lalu ditempel didinding dan fotonya dikirimkam ke MK-nya Khayla. Sebelumnya saya sudah potong kertas karton untuk dipakai lalu saya suruh khayla untuk menggambar bunga dan daun di bagian pinggir-pinggirnya. Sementara saya yang melakukan finishing dan memberikan tulisan-tulisan dibagian tengahnya. Tulisannya adalah tentang "Habit Keluarga" dan kami memutuskan program membaca Al-quran setelah shalat magrib sebagai habit kami. Family Project-nya versi SD Hikmah Teladan nihh.. 😁. Mudah-mudahan kami selalu istiqomah dalam menjalankan habit ini
Tuesday, August 22, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 5
Bismillahirrahmaanirrahim
Pagi ini Ibu Ina; Manager Kelas-nya Khayla menanyakan di WAG 2 Quba perihal habit keluarga yang harus didokumentasikan sebelum acara Family Day di akhir September nanti. Habit ini mengingatkan saya kepada Family Project-nya IIP 😆. Semua keluarga diharuskan menulis habit apa yang akan dikerjakan. Tulis dikertas, boleh diberi hiasan, lalu ditempel didinding.
Tadinya hari ini saya akan mengajak khayla untuk membuat hiasan dikertas, karena dia memang paling pandai menggambar dan mewarnai. Tapi rencana itu terpaksa dibatalkan. Sepulang sekolah, setelah istirahat sebentar, saya ajak khayla untuk shalat Ashar. Tapi seperti biasa, adaaa saja 'drama'nya. Bukannya disegerakan, malah banyak main-mainnya. Saya yang sudah siap shalat akhirnya memutuskan untuk shalat duluan, berharap khayla menyusul. Tapi bukannya shalat, dia malah menagis karena saya tinggalkan shalat. Ini bukan pertama kalinya terjadi. Khayla selalu bisa membolak-balikan keadaan. Bila diajak shalat bareng, susah..ditinggal shalat, marah dan nangis.. haduuhh saya sebenernya udah bosen liat kelakuannya yang seperti itu. Bicara baik-baik, sampai kadang sayanya jadi marah, rasanya tidak ada perubahan 😢😢. Kalau dianya yang punya keinginan, teruuuss menuntut pada kami-orangtuanya. Giliran kami yang menuntut dia mengerjakan sesuatu, dianya malah acuh tak acuh. Sigghhh, masih jadi PR besar bagi kami untuk bisa merubah kebiasaannya yang kurang baik
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKehidupan
Pagi ini Ibu Ina; Manager Kelas-nya Khayla menanyakan di WAG 2 Quba perihal habit keluarga yang harus didokumentasikan sebelum acara Family Day di akhir September nanti. Habit ini mengingatkan saya kepada Family Project-nya IIP 😆. Semua keluarga diharuskan menulis habit apa yang akan dikerjakan. Tulis dikertas, boleh diberi hiasan, lalu ditempel didinding.
Tadinya hari ini saya akan mengajak khayla untuk membuat hiasan dikertas, karena dia memang paling pandai menggambar dan mewarnai. Tapi rencana itu terpaksa dibatalkan. Sepulang sekolah, setelah istirahat sebentar, saya ajak khayla untuk shalat Ashar. Tapi seperti biasa, adaaa saja 'drama'nya. Bukannya disegerakan, malah banyak main-mainnya. Saya yang sudah siap shalat akhirnya memutuskan untuk shalat duluan, berharap khayla menyusul. Tapi bukannya shalat, dia malah menagis karena saya tinggalkan shalat. Ini bukan pertama kalinya terjadi. Khayla selalu bisa membolak-balikan keadaan. Bila diajak shalat bareng, susah..ditinggal shalat, marah dan nangis.. haduuhh saya sebenernya udah bosen liat kelakuannya yang seperti itu. Bicara baik-baik, sampai kadang sayanya jadi marah, rasanya tidak ada perubahan 😢😢. Kalau dianya yang punya keinginan, teruuuss menuntut pada kami-orangtuanya. Giliran kami yang menuntut dia mengerjakan sesuatu, dianya malah acuh tak acuh. Sigghhh, masih jadi PR besar bagi kami untuk bisa merubah kebiasaannya yang kurang baik
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKehidupan
Monday, August 21, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 4
Bismillahirrahmaanirrahiim
Kemarin kami berkesempatan berpartisipasi di sebuah acara playdate dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI. Daftarnya untuk khayla dan miftah, tapi dari malam khayla mengeluh sakit perut. Daripada kenapa-kenapa, akhirnya khayla batal ikut.
Yang seringnya ikut playdate untuk anak-anak ini memang Miftah, karena acaranya bisa saja pas weekday, sementara hari biasa kan khayla-nya sekolah. Sengaja saya ikutkan miftah, selain dalam rangka bermain, juga untuk menambah kepercayaan dirinya agar tidak malu-malu bermain dengan peserta yang banyak, dan belum tentu sudah kita kenal.
Acara untuk peserta umur 3-4 tahun dimulai dengan Circle Time dan dongeng dari Abah Wahyu dan Bunda Dyah yang kebetulan adalah sepupu saya. Walaupun sama sekali tidak bersuara, tapi miftah mau duduk tanpa ada saya didekatnya. Lama-lama miftah memandang saya lalu mulai berdiri mau menghampiri. Saya pikir dia mau duduk dekat saya, eh ternyata dia ingin BAB. Saya langsung menggendong miftah dan membawa tas, kalau-kalau dia BAB dicelana. Soalnya jarak dari lapang tempat kita bermain ke kamar mandi, lumayan jauh. Untungnya yang saya khawatirkan tidak terjadi 😅. Sekembalinya ke tempat utama, ternyata kelompok kecil sedang memetik bunga untuk kegiatan selanjutnya. Saya pun langsung menyuruh miftah untuk ikut serta. Mereka mengambil beberapa bunga dan dikumpulkan ke Abah Wahyu. Setelah itu, dibagikanlah selembar kertas bergambar vas bunga dan lem kepada setiap anak. Jadi diatas gambar vas, dioleskan lem kemudian menempelkan bunga yang tadi sudah dipetik. Saya tahu miftah tidak begitu suka dengan lem, tapi untungnya ada Kakak dari panitia yang mau membersamai miftah menyelesaikan kegiatan pertama ini 😊
Setelah itu kami pindah ke saung yang letaknya dekat kamar mandi yang tadi kami datangi. Disini akan ada lomba makan kerupuk sambil duduk dikursi. Seperti halnya di PAUD kemarin, kali ini pun miftah ogah makan kerupuknya. Mulutnya cuma terbuka 1 cm dan kerupuk hanya menempel dibibirnya 😂😂. Saya sih tidak mau memaksa..walaupun gemas karena anak-anak disebelahnya bersemangat sekali makan kerupuknya. Yang perempuan malah lucu, dengan santainya dia makan kerupuk yang digantung sambil kedua tangannya memegang kerupuk tersebut 😁
Dari sini lanjut ke pos berikutnya. Hmm...ternyata mancing ikan-ikanan yang terbuat dari spons dan ditempeli besi dibagian mulutnya agar kail bisa melekat. Setelah menunggu antrian, akhirnya miftah kebagian juga dan dia nampak exciting apalagi karena sudah berhasil mengambil 3 ikan sesuai instruksi. Beres memancing, pindah ke sebelahnya. Disini anak-anak harus mengambil 3 uang koin yang dimasukkan kedalam container berisi air dan waterbeads. Entah kenapa, kalau berhubungan dengan air, anak-anak mah pasti merasa senang 😊. Alhamdulillah miftah juga semangat nyari koin di air, dan senyumnya tersungging saat koin sudah ada ditangannya.
Pos 1 dan 2 sudah dilewati, kami kembali ke lapang utama melanjutkan permainan. Disini anak-anak diharuskan membawa bola kecil sambil melewati rintangan sederhana yang telah disiapkan lalu memasukkannya ke kardus yang telah dilubangi dan ditempeli gambar singa yang sedang membuka mulutnya. Tidak disangka, miftah juga bersemangat dengan kegiatan ini. Walaupun bola sudah dimasukkan, miftah masih mau mengulangi permainan ini sampai beberapa kali.
Untuk kelompok dengan usia yang lebih besar, lebih seru karena ada lomba tarik tambang antara peserta laki-laki dan perempuan. Bahkan diujung acara, semua anak boleh ikut bergabung untuk ikut tarik tambang melawan Kakak-kakak panitia. Saya suruh miftah untuk ikut beragabung, tapi seperti yang sudah saya duga, miftah menolak 😆. Ya sudah lah, kita jadi penonton saja.
Sebagai penutup acara, semua diberi pin dan bendera kecil sebagai tanda telah selesainya misi yang dilakukan. Senang lagi nih, miftah, kalau soal dikasih-kasih hadiah 😁. Dipimpin Kakak panitia, anak-anak bersama-sama menyanyikan lagu nasional sambil tangannya mengerakkan bendera milik masing-masing. Miftah sih hanya memegang bendera saja tanpa ada keinginan untuk bersuara. Padahal saya yakin dia sudah familiar dengan lagunya, tapi malu untuk ikut nyanyi 😆.
Setelah acara selesai dan beberapa peserta sudah mulai pulang, kami masih ditempat karena menunggu dijemput Ayah. Melihat bola nganggur, saya pun mengajak miftah bermain bola dilapang. Miftah nampak asyik bermain bola. Aktifitas ini membuatnya tersenyum dan tertawa. Dan memang setelah saya tanya, kegiatan ini jadi favoritnya setelah memancing dan mengambil koin di air 😁
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Kemarin kami berkesempatan berpartisipasi di sebuah acara playdate dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI. Daftarnya untuk khayla dan miftah, tapi dari malam khayla mengeluh sakit perut. Daripada kenapa-kenapa, akhirnya khayla batal ikut.
Yang seringnya ikut playdate untuk anak-anak ini memang Miftah, karena acaranya bisa saja pas weekday, sementara hari biasa kan khayla-nya sekolah. Sengaja saya ikutkan miftah, selain dalam rangka bermain, juga untuk menambah kepercayaan dirinya agar tidak malu-malu bermain dengan peserta yang banyak, dan belum tentu sudah kita kenal.
Acara untuk peserta umur 3-4 tahun dimulai dengan Circle Time dan dongeng dari Abah Wahyu dan Bunda Dyah yang kebetulan adalah sepupu saya. Walaupun sama sekali tidak bersuara, tapi miftah mau duduk tanpa ada saya didekatnya. Lama-lama miftah memandang saya lalu mulai berdiri mau menghampiri. Saya pikir dia mau duduk dekat saya, eh ternyata dia ingin BAB. Saya langsung menggendong miftah dan membawa tas, kalau-kalau dia BAB dicelana. Soalnya jarak dari lapang tempat kita bermain ke kamar mandi, lumayan jauh. Untungnya yang saya khawatirkan tidak terjadi 😅. Sekembalinya ke tempat utama, ternyata kelompok kecil sedang memetik bunga untuk kegiatan selanjutnya. Saya pun langsung menyuruh miftah untuk ikut serta. Mereka mengambil beberapa bunga dan dikumpulkan ke Abah Wahyu. Setelah itu, dibagikanlah selembar kertas bergambar vas bunga dan lem kepada setiap anak. Jadi diatas gambar vas, dioleskan lem kemudian menempelkan bunga yang tadi sudah dipetik. Saya tahu miftah tidak begitu suka dengan lem, tapi untungnya ada Kakak dari panitia yang mau membersamai miftah menyelesaikan kegiatan pertama ini 😊
Setelah itu kami pindah ke saung yang letaknya dekat kamar mandi yang tadi kami datangi. Disini akan ada lomba makan kerupuk sambil duduk dikursi. Seperti halnya di PAUD kemarin, kali ini pun miftah ogah makan kerupuknya. Mulutnya cuma terbuka 1 cm dan kerupuk hanya menempel dibibirnya 😂😂. Saya sih tidak mau memaksa..walaupun gemas karena anak-anak disebelahnya bersemangat sekali makan kerupuknya. Yang perempuan malah lucu, dengan santainya dia makan kerupuk yang digantung sambil kedua tangannya memegang kerupuk tersebut 😁
Dari sini lanjut ke pos berikutnya. Hmm...ternyata mancing ikan-ikanan yang terbuat dari spons dan ditempeli besi dibagian mulutnya agar kail bisa melekat. Setelah menunggu antrian, akhirnya miftah kebagian juga dan dia nampak exciting apalagi karena sudah berhasil mengambil 3 ikan sesuai instruksi. Beres memancing, pindah ke sebelahnya. Disini anak-anak harus mengambil 3 uang koin yang dimasukkan kedalam container berisi air dan waterbeads. Entah kenapa, kalau berhubungan dengan air, anak-anak mah pasti merasa senang 😊. Alhamdulillah miftah juga semangat nyari koin di air, dan senyumnya tersungging saat koin sudah ada ditangannya.
Pos 1 dan 2 sudah dilewati, kami kembali ke lapang utama melanjutkan permainan. Disini anak-anak diharuskan membawa bola kecil sambil melewati rintangan sederhana yang telah disiapkan lalu memasukkannya ke kardus yang telah dilubangi dan ditempeli gambar singa yang sedang membuka mulutnya. Tidak disangka, miftah juga bersemangat dengan kegiatan ini. Walaupun bola sudah dimasukkan, miftah masih mau mengulangi permainan ini sampai beberapa kali.
Untuk kelompok dengan usia yang lebih besar, lebih seru karena ada lomba tarik tambang antara peserta laki-laki dan perempuan. Bahkan diujung acara, semua anak boleh ikut bergabung untuk ikut tarik tambang melawan Kakak-kakak panitia. Saya suruh miftah untuk ikut beragabung, tapi seperti yang sudah saya duga, miftah menolak 😆. Ya sudah lah, kita jadi penonton saja.
Sebagai penutup acara, semua diberi pin dan bendera kecil sebagai tanda telah selesainya misi yang dilakukan. Senang lagi nih, miftah, kalau soal dikasih-kasih hadiah 😁. Dipimpin Kakak panitia, anak-anak bersama-sama menyanyikan lagu nasional sambil tangannya mengerakkan bendera milik masing-masing. Miftah sih hanya memegang bendera saja tanpa ada keinginan untuk bersuara. Padahal saya yakin dia sudah familiar dengan lagunya, tapi malu untuk ikut nyanyi 😆.
Setelah acara selesai dan beberapa peserta sudah mulai pulang, kami masih ditempat karena menunggu dijemput Ayah. Melihat bola nganggur, saya pun mengajak miftah bermain bola dilapang. Miftah nampak asyik bermain bola. Aktifitas ini membuatnya tersenyum dan tertawa. Dan memang setelah saya tanya, kegiatan ini jadi favoritnya setelah memancing dan mengambil koin di air 😁
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Sunday, August 20, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 3
Bismillahirrahmaanirrahiim
Kemarin malam, entah kenapa khayla tiba-tiba ingin makan nasi goreng dari salah satu Abang Tukang Nasgor yang sering lewat didepan rumah. Walaupun saya sudah menyiapkan ikan goreng dan sedikit lauk lain, saya persilahkan saja kalau khayla memang mau beli nasgor. Tapi anehnya, malam itu tidak terdengar satupun tukang nasgor yang lewat.
Paginya, saya membuat nasi goreng kunyit untuk sarapan dengan memakai semua nasi putih yang ada. Teryata khayla masih ingin makan nasgor. Waduuhh, saya bilang aja kalau nasi putihnya sudah habis karena dibikin nasgor kunyit. Eehh khayla malah ngotot sampai merengek-rengek. Saat itu saya sedang sibuk menyetrika pakaian yang sudah menggunung sekaligus mencuci baju kotor dibantu dengan mesin cuci. Saya sedikit kesal gara-gara terus mendengar rengekan khayla tentang nasgor. Saya pun beranjak dulu untuk membuat nasi putih. Saya jelaskan kalau kita harus punya nasi putih dulu sebelum membuat nasgor. Lalu saya menyuruh khayla untuk belajar membuat nasgor sendiri (setelah nasi putih matang). Maksud saya sih biar dia inisiatif dikemudian hari untuk memasak nasgor sendiri disaat dia ingin. Diluar dugaan saya, khayla bereaksi. Dia bilang tidak bisa bikin nasgor sendiri. Saya jawab, maka itulah kita akan belajar. Khayla bilang lagi kalau dia yang memasak, rasanya tidak akan enak. Haduh, ini anak..selalu membalas semua kata-kata orangtua 😑. Saya jelaskan lagi kalau kita akan "belajar". Belajar itu adalah proses, dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Saya sedikit kecewa karena menurut pengamatan saya, khayla itu daya juangnya masih kurang. Mencari satu barang, belum juga 1 menit, sudah bilang "nggak ada". Kadang kalau disuruh mengerjakan satu pekerjaan, bilangnya "nggak bisa". Saya sih pengennya dia mau berusaha lagi lebih keras dalam mengerjakan apapun sampai akhirnya dia bisa. Dan yang paling penting, saya tidak mau dia selalu bereaksi dengan menangis dan marah. Karena menangis dan marah tidak akan menyelesaikan satu masalah, tidak akan memberi solusi. Dengan umurnya yang sudah 8 tahun, saya pikir sudah tidak seharusnya dia bersikap seperti itu. Kok sepertinya dia belum bisa berpikir dengan logika tentang banyak hal. Mengurus keperluannya sendiripun belum bisa. Padahal waktu Materi BunSay tentang Kemandirian Anak, saya sudah senang karena dia mau mengerjakan apa yang saya latihkan.
Saya ingatkan lagi, seharusnya dengan bertambahnya umur, kemampuan seseorang itu bertambah. Sudah tahu mana yang baik, mana yang kurang baik. Umur 7 tahun khayla masih sering nangis dan marah. Sekarang umur 8 tahun, sama juga, masih suka nangis dan marah. Berarti belum ada perbaikan. Seperti tidak ada motivasi dari dalam dirinya.
Setelah nasi putih matang, saya ajak khayla untuk membuat nasgor. Dianya sih sudah biasa, tidak menangis lagi, bahkan nampak exciting untuk memasak. Karena masih ada sedikit bawang bombay bekas saya masak, saya berikan untuk dia olah. Khayla pun mencuci dan mengirisnya sementara saya siapkan kompor dan wajannya. Setelah minyak panas, saya instruksikan untuk memasukkan bawang ke wajan. Lalu ketika bawang menjadi kecoklatan, saya instruksikan untuk memasukkan sepiring nasi putih. Disusul dengan memasukkan kecap dan garam. Karena cara memasaknya masih belum lihai, saya pun turun tangan untuk mengaduk nasi. Saya cicipi, nasgornya terlalu asin jadi saya tambahkan sedikit nasi lagi. Setelah nasgornya jadi, dia pun asik memakannya. Dengan rasa sedikit seperti dia inginkan dari semalam. Hhmm..coba tadi tidak usah pake drama-drama segala. Nggak perlu nangis atau marah. Sepertinya masih jadi PR niihh bagi kami, orangtuanya, agar kebiasaannya itu bisa dikurangi.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Kemarin malam, entah kenapa khayla tiba-tiba ingin makan nasi goreng dari salah satu Abang Tukang Nasgor yang sering lewat didepan rumah. Walaupun saya sudah menyiapkan ikan goreng dan sedikit lauk lain, saya persilahkan saja kalau khayla memang mau beli nasgor. Tapi anehnya, malam itu tidak terdengar satupun tukang nasgor yang lewat.
Paginya, saya membuat nasi goreng kunyit untuk sarapan dengan memakai semua nasi putih yang ada. Teryata khayla masih ingin makan nasgor. Waduuhh, saya bilang aja kalau nasi putihnya sudah habis karena dibikin nasgor kunyit. Eehh khayla malah ngotot sampai merengek-rengek. Saat itu saya sedang sibuk menyetrika pakaian yang sudah menggunung sekaligus mencuci baju kotor dibantu dengan mesin cuci. Saya sedikit kesal gara-gara terus mendengar rengekan khayla tentang nasgor. Saya pun beranjak dulu untuk membuat nasi putih. Saya jelaskan kalau kita harus punya nasi putih dulu sebelum membuat nasgor. Lalu saya menyuruh khayla untuk belajar membuat nasgor sendiri (setelah nasi putih matang). Maksud saya sih biar dia inisiatif dikemudian hari untuk memasak nasgor sendiri disaat dia ingin. Diluar dugaan saya, khayla bereaksi. Dia bilang tidak bisa bikin nasgor sendiri. Saya jawab, maka itulah kita akan belajar. Khayla bilang lagi kalau dia yang memasak, rasanya tidak akan enak. Haduh, ini anak..selalu membalas semua kata-kata orangtua 😑. Saya jelaskan lagi kalau kita akan "belajar". Belajar itu adalah proses, dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Saya sedikit kecewa karena menurut pengamatan saya, khayla itu daya juangnya masih kurang. Mencari satu barang, belum juga 1 menit, sudah bilang "nggak ada". Kadang kalau disuruh mengerjakan satu pekerjaan, bilangnya "nggak bisa". Saya sih pengennya dia mau berusaha lagi lebih keras dalam mengerjakan apapun sampai akhirnya dia bisa. Dan yang paling penting, saya tidak mau dia selalu bereaksi dengan menangis dan marah. Karena menangis dan marah tidak akan menyelesaikan satu masalah, tidak akan memberi solusi. Dengan umurnya yang sudah 8 tahun, saya pikir sudah tidak seharusnya dia bersikap seperti itu. Kok sepertinya dia belum bisa berpikir dengan logika tentang banyak hal. Mengurus keperluannya sendiripun belum bisa. Padahal waktu Materi BunSay tentang Kemandirian Anak, saya sudah senang karena dia mau mengerjakan apa yang saya latihkan.
Saya ingatkan lagi, seharusnya dengan bertambahnya umur, kemampuan seseorang itu bertambah. Sudah tahu mana yang baik, mana yang kurang baik. Umur 7 tahun khayla masih sering nangis dan marah. Sekarang umur 8 tahun, sama juga, masih suka nangis dan marah. Berarti belum ada perbaikan. Seperti tidak ada motivasi dari dalam dirinya.
Setelah nasi putih matang, saya ajak khayla untuk membuat nasgor. Dianya sih sudah biasa, tidak menangis lagi, bahkan nampak exciting untuk memasak. Karena masih ada sedikit bawang bombay bekas saya masak, saya berikan untuk dia olah. Khayla pun mencuci dan mengirisnya sementara saya siapkan kompor dan wajannya. Setelah minyak panas, saya instruksikan untuk memasukkan bawang ke wajan. Lalu ketika bawang menjadi kecoklatan, saya instruksikan untuk memasukkan sepiring nasi putih. Disusul dengan memasukkan kecap dan garam. Karena cara memasaknya masih belum lihai, saya pun turun tangan untuk mengaduk nasi. Saya cicipi, nasgornya terlalu asin jadi saya tambahkan sedikit nasi lagi. Setelah nasgornya jadi, dia pun asik memakannya. Dengan rasa sedikit seperti dia inginkan dari semalam. Hhmm..coba tadi tidak usah pake drama-drama segala. Nggak perlu nangis atau marah. Sepertinya masih jadi PR niihh bagi kami, orangtuanya, agar kebiasaannya itu bisa dikurangi.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Saturday, August 19, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 2
Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari ini ada kegiatan di PAUD Embun Pagi dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI. Diantaranya karnaval dengan memakai kostum yang dibuat oleh orangtua dan murid. Uniknya, kostumnya terbuat dari bahan bekas. Pembuatannya kostum berlangsung di PAUD pada hari Selasa. Sebelumnya saya merasa kebingungan harus membuat kostum apa dan memakai barang bekas apa. Akhirnya saya putuskan untuk memakai kardus sebagai materialnya. Setelah googling, saya membuat 2 pilihan, membuat kostum robot atau kostum ksatria. Saya tawarkan dan perlihatkan pada Miftah kedua foto kostum tersebut. Eehh miftah malah bilang "malu...". Hadeuuhh...Bintang saya yang satu ini memang pemalu banget. Anaknya ga PD-an, apalagi kalau sama orang yang tidak begitu dia kenal. Saya yakinkan Miftah untuk tidak merasa malu karena semua teman-temannya pun sama, akan memakai kostum.
Hari H-nya, kami pun pergi ke PAUD dengan membawa pedang, tameng, dan baju ksatria yang sudah dihias. Kami datang bertepatan ketika karnaval akan segera dimulai. Langsung kostumnya saya pakaikan dan menyuruh Miftah untuk berbaris dengan teman-temannya. Walaupun tidak banyak kata, tapi Alhamdulillah miftah mau bergabung dan mulai berjalan bersama. Saat karnaval dimulai, saya kembali kerumah karena ada yang tertinggal. Begitu kembali ke PAUD, ternyata karnaval sudah selesai dan anak-anak sedang makan pisang, termasuk miftah yang memang menggemari makan pisang 😆. Walaupun di PAUD miftah jarang berbicara, tapi saya senang karena miftah sudah mau saya tinggalkan.
Selain karnaval, ada juga beberapa perlombaan yang dilakukan berpasangan antara orangtua dan anak seperti memasang kancing, balap kerupuk, dan memindahkan air dengan memakai spon. Sayangnya miftah tidak tertarik dengan balap kerupuknya. Yang lain semangat makan, mulut miftah malah tertutup 😂. Saya sih ga bisa maksa..yowisss kerupuknya saya aja yang makan 😆😆. Tapi Alhamdulillah miftah tertarik juga dengan permainan memindahkan air dari ember ke gelas. Cara mainnya, anak-anak mengambil air dengan memakai spons lalu mereka memindahkan air itu kedalam gelas yang dipegang oleh orangtua. Walaupun miftah larinya tidak begitu cepat, tapi miftah bisa jadi yang pertama yang memenuhi 2 gelas plastik dengan air. Horree..menaaangg!! Tapi lucunya, ekspresi miftahnya mah biasa aja, nggak ada senang-senangnya 😂😂.
Biarpun masih minim ekspresi, tapi miftah sangat antusias begitu ada pembagian bingkisan berupa makanan kecil 😁. Memang tidak ada yang kalah atau menang karena semua anak juga kebagian. Ditambah lagi ada teman yang berulangtahun dan membagikan juga bingkisan yang lebih banyak. Tambah senang deh, miftahnya. Begitulaahh..kalau soal makanan mah matanya miftah langsung berbinar 😊😊
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Hari ini ada kegiatan di PAUD Embun Pagi dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI. Diantaranya karnaval dengan memakai kostum yang dibuat oleh orangtua dan murid. Uniknya, kostumnya terbuat dari bahan bekas. Pembuatannya kostum berlangsung di PAUD pada hari Selasa. Sebelumnya saya merasa kebingungan harus membuat kostum apa dan memakai barang bekas apa. Akhirnya saya putuskan untuk memakai kardus sebagai materialnya. Setelah googling, saya membuat 2 pilihan, membuat kostum robot atau kostum ksatria. Saya tawarkan dan perlihatkan pada Miftah kedua foto kostum tersebut. Eehh miftah malah bilang "malu...". Hadeuuhh...Bintang saya yang satu ini memang pemalu banget. Anaknya ga PD-an, apalagi kalau sama orang yang tidak begitu dia kenal. Saya yakinkan Miftah untuk tidak merasa malu karena semua teman-temannya pun sama, akan memakai kostum.
Hari H-nya, kami pun pergi ke PAUD dengan membawa pedang, tameng, dan baju ksatria yang sudah dihias. Kami datang bertepatan ketika karnaval akan segera dimulai. Langsung kostumnya saya pakaikan dan menyuruh Miftah untuk berbaris dengan teman-temannya. Walaupun tidak banyak kata, tapi Alhamdulillah miftah mau bergabung dan mulai berjalan bersama. Saat karnaval dimulai, saya kembali kerumah karena ada yang tertinggal. Begitu kembali ke PAUD, ternyata karnaval sudah selesai dan anak-anak sedang makan pisang, termasuk miftah yang memang menggemari makan pisang 😆. Walaupun di PAUD miftah jarang berbicara, tapi saya senang karena miftah sudah mau saya tinggalkan.
Selain karnaval, ada juga beberapa perlombaan yang dilakukan berpasangan antara orangtua dan anak seperti memasang kancing, balap kerupuk, dan memindahkan air dengan memakai spon. Sayangnya miftah tidak tertarik dengan balap kerupuknya. Yang lain semangat makan, mulut miftah malah tertutup 😂. Saya sih ga bisa maksa..yowisss kerupuknya saya aja yang makan 😆😆. Tapi Alhamdulillah miftah tertarik juga dengan permainan memindahkan air dari ember ke gelas. Cara mainnya, anak-anak mengambil air dengan memakai spons lalu mereka memindahkan air itu kedalam gelas yang dipegang oleh orangtua. Walaupun miftah larinya tidak begitu cepat, tapi miftah bisa jadi yang pertama yang memenuhi 2 gelas plastik dengan air. Horree..menaaangg!! Tapi lucunya, ekspresi miftahnya mah biasa aja, nggak ada senang-senangnya 😂😂.
Biarpun masih minim ekspresi, tapi miftah sangat antusias begitu ada pembagian bingkisan berupa makanan kecil 😁. Memang tidak ada yang kalah atau menang karena semua anak juga kebagian. Ditambah lagi ada teman yang berulangtahun dan membagikan juga bingkisan yang lebih banyak. Tambah senang deh, miftahnya. Begitulaahh..kalau soal makanan mah matanya miftah langsung berbinar 😊😊
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Friday, August 18, 2017
Semua Anak Adalah Bintang Day 1
Bismillahirrahmaanirrahiim
Pagi ini tanggal 17 Agustus bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Seperti umumnya, dilingkungan rumah kami pun ada beberapa acara yang biasa digelar.
Saya berkata pada Khayla, kalau ada lomba mewarnai, dia bisa ikut berpartisipasi. Tapi bukannya bersemangat, dia malah merengek karena crayonnya ada disekolah. Saya tawarkan untuk memakai pinsil warna yang didapat dari acara Open House Jurusan Kimia ITB. Dia bilang ada disekolah juga. Saya tawarkan lagi untuk memakai crayon yang wadahnya bergambar Frozen, tapi dia menolak dengan alasan crayonnya kurang enak dipakai. Terakhir saya tawarkan lagi untuk memakai crayon merk Titi. Lagi-lagi dia menolak karena warnanya sudah tidak lengkap dan crayonnya sudah potong-potong. Saya jadi pusing mau bilang apalagi 😂. Sebenarnya saya tidak tahu juga apakah kali ini akan ada lomba mewarnai atau tidak. Yang saya tahu, Khayla memiliki kelebihan dalam hal menggambar dibanding kami, orangtuanya, jadi saya ingin dia memiliki banyak jam terbang dan pengalaman agar kemampuannya semakin terasah. Saya pikir, untuk lomba setingkat RW, tidak perlu lah, pakai crayon yang bagus. Yang penting kan proses dan hasil pengerjaannya. Terakhir dia ikut lomba mewarnai dibulan Ramadhan kemarin, hasilnya kurang sedikit lagi yang masih kosong. Sayangnya waktu sudah habis dan kertas harus dikumpulkan.
Tapi melihat reaksinya yg menangis dan marah, saya jadi kesal. Dia bilang dia tidak mau ke lapang kalau tidak mengikuti kegiatan apa-apa. Padahal saya suruh dia ke lapang, untuk mencari tahu dahulu, apakah ada lomba mewarnai atau tidak. Tapi khayla tetap pada pendiriannya. Untuk mencaikan suasana, Ayah membawa khayla dan Miftah pergi naik mobil untuk mengantar Mbah Husein cuci darah di RS. Sekembalinya mereka dari RS sekitar jam 8.30, saya masih sibuk dengan kegiatan domestik dan belum sempat ke lapangan. Akhirnya Ayah, khayla dan miftah pun pergi ke lapang. Selesai dari lapang, khayla tidak ikut pulang, katanya bertemu teman dan mengajaknya ikut Gerak Jalan. Untungnya selesai Gerak Jalan khayla kembali dulu ke rumah, karena dia belum mandi. Dia bilang dia mau ikut lomba tapi daftarnya harus dengan orangtua. Ayahpun menyuruh saya untuk ke lapang mengantarkan khayla. Baiklah, kata saya, asal anaknya mandi dulu.
Sesampainya dilapang, ternyata lomba mewarnai sudah mau dimulai dan sedang membuka pendaftaran. Saya dan khayla pun ke meja pendaftaran. Begitu khayla menempati tempat duduk khusus peserta, saya kembali ke rumah dan mengambil crayon merk Titi. Saya tidak peduli apakah crayon yang sudah patah-patah ini mau dipakai atau tidak yang penting saya sudah bawakan. Yaa akhirnya sih dia pakai juga..karena mungkin tidak ada pilihan lagi 😁. Saya perhatikan, gambarnya cukup banyak detail. Tapi anehnya khayla malah mengerjakan detail itu yang menurut saya menyita banyak waktu. Saya sarankan padanya untuk mewarnai bagian yang besar-besar dulu, baru nanti lengkapi detailnya. Saya ingin agar khayla bisa menyelesaikan tugas sebelum waktunya habis. Peserta lain sudah ada yang selesai dan kakak panitia sudah mengingatkan kalau waktunya sudah mau habis karena ada perlombaan yang lain. Sampai lomba selesai masih ada 3 anak termasuk khayla yang belum menyelesaikan mewarnainya. Tidak apa-apa sih karena menang bukanlah tujuannya. Tapi sorenya saya katakan pada khayla, dia masih belum bisa menyelesaikan pekerjaannya, sama seperti waktu perlombaan sebelumnya.
Sesudahnya khayla ingin ikut lagi perlombaan lainnya. Saya dan suami menyuruhnya untuk mendaftar sendiri tanpa kami temani karena anak-anak lain pun begitu. Awalnya khayla tidak mau tapi setelah kami yakinkan, mau juga dia mendaftar sendiri. Saya dan miftah pun pulang dulu ke rumah.
Siangnya saya kembali ke lapang untuk mengecek khayla. So far, sepengelihatan saya dan dari cerita-ceritanya, dia menikmati waktunya bersama teman-temannya, mau mengikuti beberapa permainan, bahkan mau membantu anak yang lebih kecil darinya
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Pagi ini tanggal 17 Agustus bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Seperti umumnya, dilingkungan rumah kami pun ada beberapa acara yang biasa digelar.
Saya berkata pada Khayla, kalau ada lomba mewarnai, dia bisa ikut berpartisipasi. Tapi bukannya bersemangat, dia malah merengek karena crayonnya ada disekolah. Saya tawarkan untuk memakai pinsil warna yang didapat dari acara Open House Jurusan Kimia ITB. Dia bilang ada disekolah juga. Saya tawarkan lagi untuk memakai crayon yang wadahnya bergambar Frozen, tapi dia menolak dengan alasan crayonnya kurang enak dipakai. Terakhir saya tawarkan lagi untuk memakai crayon merk Titi. Lagi-lagi dia menolak karena warnanya sudah tidak lengkap dan crayonnya sudah potong-potong. Saya jadi pusing mau bilang apalagi 😂. Sebenarnya saya tidak tahu juga apakah kali ini akan ada lomba mewarnai atau tidak. Yang saya tahu, Khayla memiliki kelebihan dalam hal menggambar dibanding kami, orangtuanya, jadi saya ingin dia memiliki banyak jam terbang dan pengalaman agar kemampuannya semakin terasah. Saya pikir, untuk lomba setingkat RW, tidak perlu lah, pakai crayon yang bagus. Yang penting kan proses dan hasil pengerjaannya. Terakhir dia ikut lomba mewarnai dibulan Ramadhan kemarin, hasilnya kurang sedikit lagi yang masih kosong. Sayangnya waktu sudah habis dan kertas harus dikumpulkan.
Tapi melihat reaksinya yg menangis dan marah, saya jadi kesal. Dia bilang dia tidak mau ke lapang kalau tidak mengikuti kegiatan apa-apa. Padahal saya suruh dia ke lapang, untuk mencari tahu dahulu, apakah ada lomba mewarnai atau tidak. Tapi khayla tetap pada pendiriannya. Untuk mencaikan suasana, Ayah membawa khayla dan Miftah pergi naik mobil untuk mengantar Mbah Husein cuci darah di RS. Sekembalinya mereka dari RS sekitar jam 8.30, saya masih sibuk dengan kegiatan domestik dan belum sempat ke lapangan. Akhirnya Ayah, khayla dan miftah pun pergi ke lapang. Selesai dari lapang, khayla tidak ikut pulang, katanya bertemu teman dan mengajaknya ikut Gerak Jalan. Untungnya selesai Gerak Jalan khayla kembali dulu ke rumah, karena dia belum mandi. Dia bilang dia mau ikut lomba tapi daftarnya harus dengan orangtua. Ayahpun menyuruh saya untuk ke lapang mengantarkan khayla. Baiklah, kata saya, asal anaknya mandi dulu.
Sesampainya dilapang, ternyata lomba mewarnai sudah mau dimulai dan sedang membuka pendaftaran. Saya dan khayla pun ke meja pendaftaran. Begitu khayla menempati tempat duduk khusus peserta, saya kembali ke rumah dan mengambil crayon merk Titi. Saya tidak peduli apakah crayon yang sudah patah-patah ini mau dipakai atau tidak yang penting saya sudah bawakan. Yaa akhirnya sih dia pakai juga..karena mungkin tidak ada pilihan lagi 😁. Saya perhatikan, gambarnya cukup banyak detail. Tapi anehnya khayla malah mengerjakan detail itu yang menurut saya menyita banyak waktu. Saya sarankan padanya untuk mewarnai bagian yang besar-besar dulu, baru nanti lengkapi detailnya. Saya ingin agar khayla bisa menyelesaikan tugas sebelum waktunya habis. Peserta lain sudah ada yang selesai dan kakak panitia sudah mengingatkan kalau waktunya sudah mau habis karena ada perlombaan yang lain. Sampai lomba selesai masih ada 3 anak termasuk khayla yang belum menyelesaikan mewarnainya. Tidak apa-apa sih karena menang bukanlah tujuannya. Tapi sorenya saya katakan pada khayla, dia masih belum bisa menyelesaikan pekerjaannya, sama seperti waktu perlombaan sebelumnya.
Sesudahnya khayla ingin ikut lagi perlombaan lainnya. Saya dan suami menyuruhnya untuk mendaftar sendiri tanpa kami temani karena anak-anak lain pun begitu. Awalnya khayla tidak mau tapi setelah kami yakinkan, mau juga dia mendaftar sendiri. Saya dan miftah pun pulang dulu ke rumah.
Siangnya saya kembali ke lapang untuk mengecek khayla. So far, sepengelihatan saya dan dari cerita-ceritanya, dia menikmati waktunya bersama teman-temannya, mau mengikuti beberapa permainan, bahkan mau membantu anak yang lebih kecil darinya
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
Friday, August 11, 2017
Aliran rasa Menstimulus Matematika Logis Pada Anak
Bismillahirrahmaanirrahiim
Lagi-lagi merasa senang bisa mendapatkan materi BunSay kali ini. Mungkin karena mengingat saya bukanlah murid yang suka dengan pelajaran matematika. Tapi cemilan-cemilan yang diberikan membuat saya memahami kalau matematika itu ada diseputaran hidup kita, dan bukan hanya soal angka-angka. Bahkan dari usia bayi pun kita sudah bisa memberikan stimulus tentang matematika. Hal yang sebelumnya tidak saya ketahui.
Selama 10 hari tantangan ini saya mengamati kedua anak saya. Miftah yang kecil lebih banyak ceritanya karena kebersamaan dengan sayanya pun lebih lama. Walaupun beberapa kemampuannya mungkin lebih lambat dibanding anak seusianya dikarenakan Speech Delay, tapi saya yakin dia akan bisa mengejarnya.
Sedangkan untuk Khayla, dia sih mengakunya kalau pelajaran matematika yang didapat disekolah, gampang. Padahal memang target gurunya, murid-murid hanya mengenal angka sampai 500. Anak belum diharuskan untuk hapal perkalian. Sekarang ini baru penambahan dan pengurangan, dan pengenalan bilangan ratusan, puluhan dan satuan. Saya sih berharapnya anak-anak saya akan menyenangi matematika, jangan sampai seperti saya yang sebaliknya 😆
Sedangkan untuk Khayla, dia sih mengakunya kalau pelajaran matematika yang didapat disekolah, gampang. Padahal memang target gurunya, murid-murid hanya mengenal angka sampai 500. Anak belum diharuskan untuk hapal perkalian. Sekarang ini baru penambahan dan pengurangan, dan pengenalan bilangan ratusan, puluhan dan satuan. Saya sih berharapnya anak-anak saya akan menyenangi matematika, jangan sampai seperti saya yang sebaliknya 😆