Bismillahirrahmaanirrahiim
Kemarin malam, entah kenapa khayla tiba-tiba ingin makan nasi goreng dari salah satu Abang Tukang Nasgor yang sering lewat didepan rumah. Walaupun saya sudah menyiapkan ikan goreng dan sedikit lauk lain, saya persilahkan saja kalau khayla memang mau beli nasgor. Tapi anehnya, malam itu tidak terdengar satupun tukang nasgor yang lewat.
Paginya, saya membuat nasi goreng kunyit untuk sarapan dengan memakai semua nasi putih yang ada. Teryata khayla masih ingin makan nasgor. Waduuhh, saya bilang aja kalau nasi putihnya sudah habis karena dibikin nasgor kunyit. Eehh khayla malah ngotot sampai merengek-rengek. Saat itu saya sedang sibuk menyetrika pakaian yang sudah menggunung sekaligus mencuci baju kotor dibantu dengan mesin cuci. Saya sedikit kesal gara-gara terus mendengar rengekan khayla tentang nasgor. Saya pun beranjak dulu untuk membuat nasi putih. Saya jelaskan kalau kita harus punya nasi putih dulu sebelum membuat nasgor. Lalu saya menyuruh khayla untuk belajar membuat nasgor sendiri (setelah nasi putih matang). Maksud saya sih biar dia inisiatif dikemudian hari untuk memasak nasgor sendiri disaat dia ingin. Diluar dugaan saya, khayla bereaksi. Dia bilang tidak bisa bikin nasgor sendiri. Saya jawab, maka itulah kita akan belajar. Khayla bilang lagi kalau dia yang memasak, rasanya tidak akan enak. Haduh, ini anak..selalu membalas semua kata-kata orangtua 😑. Saya jelaskan lagi kalau kita akan "belajar". Belajar itu adalah proses, dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Saya sedikit kecewa karena menurut pengamatan saya, khayla itu daya juangnya masih kurang. Mencari satu barang, belum juga 1 menit, sudah bilang "nggak ada". Kadang kalau disuruh mengerjakan satu pekerjaan, bilangnya "nggak bisa". Saya sih pengennya dia mau berusaha lagi lebih keras dalam mengerjakan apapun sampai akhirnya dia bisa. Dan yang paling penting, saya tidak mau dia selalu bereaksi dengan menangis dan marah. Karena menangis dan marah tidak akan menyelesaikan satu masalah, tidak akan memberi solusi. Dengan umurnya yang sudah 8 tahun, saya pikir sudah tidak seharusnya dia bersikap seperti itu. Kok sepertinya dia belum bisa berpikir dengan logika tentang banyak hal. Mengurus keperluannya sendiripun belum bisa. Padahal waktu Materi BunSay tentang Kemandirian Anak, saya sudah senang karena dia mau mengerjakan apa yang saya latihkan.
Saya ingatkan lagi, seharusnya dengan bertambahnya umur, kemampuan seseorang itu bertambah. Sudah tahu mana yang baik, mana yang kurang baik. Umur 7 tahun khayla masih sering nangis dan marah. Sekarang umur 8 tahun, sama juga, masih suka nangis dan marah. Berarti belum ada perbaikan. Seperti tidak ada motivasi dari dalam dirinya.
Setelah nasi putih matang, saya ajak khayla untuk membuat nasgor. Dianya sih sudah biasa, tidak menangis lagi, bahkan nampak exciting untuk memasak. Karena masih ada sedikit bawang bombay bekas saya masak, saya berikan untuk dia olah. Khayla pun mencuci dan mengirisnya sementara saya siapkan kompor dan wajannya. Setelah minyak panas, saya instruksikan untuk memasukkan bawang ke wajan. Lalu ketika bawang menjadi kecoklatan, saya instruksikan untuk memasukkan sepiring nasi putih. Disusul dengan memasukkan kecap dan garam. Karena cara memasaknya masih belum lihai, saya pun turun tangan untuk mengaduk nasi. Saya cicipi, nasgornya terlalu asin jadi saya tambahkan sedikit nasi lagi. Setelah nasgornya jadi, dia pun asik memakannya. Dengan rasa sedikit seperti dia inginkan dari semalam. Hhmm..coba tadi tidak usah pake drama-drama segala. Nggak perlu nangis atau marah. Sepertinya masih jadi PR niihh bagi kami, orangtuanya, agar kebiasaannya itu bisa dikurangi.
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
No comments:
Post a Comment