Bismillahirrahmanirrahim
Hari ini kebetulan hari lahir Ayah. Kemarin Bunda dan Miftah beli kaos untuk dijadikan kado. Sore harinya saya minta Khayla untuk membungkus kadonya. Kaos dimasukkan ke kotak bekas agar khayla tidak terlalu kesulitan membungkusnya. Awalnya khayla mengeluhkan selotipnya yang langsung dia tempel dikertas kado. Lalu saya beri saran agar sedikit-sedikit saja memakai selotipnya. Tempelkan dibeberapa bagian kotak agar kertas kadonya tidak bergerak -gerak saat kita mulai melipat. Selanjutnya saya biarkan khayla untuk mengerjakan sisanya.
Awalnya dia menempelkan kertas yang sebelumnya sudah dia gambar. Lalu saya sarankan saja untuk membuat yang baru yang berisi ucapan selamat untuk ayah. Berhubung dia senang menggambar, langsung deh, dia bikin yang dia sebut dengan "surat" dan ditempel diatas kado. Semoga ayah suka yaa..dengan kadonya 😊
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Tuesday, February 28, 2017
Melatih Kemandirian Anak Day 6
Bismilahirrahmanirrahim
Sore itu Khayla dan Miftah sedang bermain dikamar. Lalu miftah membawa coklat dikulkas yang kemarin dibeli Ayah. Bungkus coklatnya terbuat dari kertas sehingga miftah dengan mudah bisa merobeknya. Bukannya dibuang ditempat sampah, pembungkus coklat itu malah dilempar dilantai kamar. Lalu saya minta Khayla untuk menyapunya. Saya memang jarang menyuruhnya menyapu, dan anaknya juga jarang ada inisiatif untuk menyapu tanpa disuruh 😆😆. Kelihatan dari cara menyapunya yang masih kaku dan ada sebagian sampah yang masih ketinggalan belum terbawa. Lalu saya beri contoh bagaimana cara menyapu yang lebih benar daripada cara dia tadi.
Oiya, waktu khayla mulai menyapu, miftah juga ikut-ikutan mau nyapu juga. Saya pun memberi sapu yang lainnya untuk miftah. Mudah-mudahan kedepannya khayla mau menyapu sendiri tanpa disuruh 😁😁
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Sore itu Khayla dan Miftah sedang bermain dikamar. Lalu miftah membawa coklat dikulkas yang kemarin dibeli Ayah. Bungkus coklatnya terbuat dari kertas sehingga miftah dengan mudah bisa merobeknya. Bukannya dibuang ditempat sampah, pembungkus coklat itu malah dilempar dilantai kamar. Lalu saya minta Khayla untuk menyapunya. Saya memang jarang menyuruhnya menyapu, dan anaknya juga jarang ada inisiatif untuk menyapu tanpa disuruh 😆😆. Kelihatan dari cara menyapunya yang masih kaku dan ada sebagian sampah yang masih ketinggalan belum terbawa. Lalu saya beri contoh bagaimana cara menyapu yang lebih benar daripada cara dia tadi.
Oiya, waktu khayla mulai menyapu, miftah juga ikut-ikutan mau nyapu juga. Saya pun memberi sapu yang lainnya untuk miftah. Mudah-mudahan kedepannya khayla mau menyapu sendiri tanpa disuruh 😁😁
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Monday, February 27, 2017
Melatih Kemandirian Anak Day 5
Bismillahirrahmanirrahim
Seperti minggu kemarin, hari ini khayla kembali mengikuti kegiatan Pembinaan Anak Salman di ITB. Karena jadwalnya dari minggu pagi sampai siang, otomatis waktu dirumahnya jadi terbatas begitupun kegiatannya.
Untungnya dikegiatan PAS ini, khayla memilih club ‘bocah kreatif’ sehingga masih ada kegiatan yang bisa saya tulis disini sebagai salah satu kegiatan kemandirian anak yaitu ‘berkarya’. Setelah minggu sebelumnya belajar membuat banana roll, minggu ini belajar membuat slime. Karena usianya sudah besar, jadi saya tidak selalu mengikuti segala kegiatannya apalagi karena tempat kegiatannya cukup jauh dari tempat saya berada.
Selesai berkegiatan, khayla menunjukkan slime buatannya yang entah kenapa jadi ‘mleber. Dia beralasan karena wadah plastiknya tidak ada tutupnya seperti teman-temannya yang lain. Drama pun dimulai karena khayla tiba-tiba menangis. Karena sudah tiba waktu sholat Dzuhur, akhirnya saya janjikan untuk beli lem untuk membuat lagi slime dirumah agar dia berhenti menangis. Lalu saya menyuruhnya untuk mengambil wudhu.
Sebelum sampai dirumah, kami mampir dulu ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan dan diantaranya membeli lem putih untuk khayla. Sesudah shalat Maghrib, benar saja, khayla langsung bereksperimen, membuat slime seperti yang dilakukan siang tadi di Salman. Sambil dia berkarya, saya browsing juga, apakah bahan dan cara pengerjaannya sudah benar atau belum. Dia sih ngotot kalau yang dia kerjakan itu sudah benar. Tapi saya heran, kenapa slimenya masih saja encer, belum mengental. Jadi entahlah, karyanya ini dibilang sukses atau belum 😆
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Saturday, February 25, 2017
Melatih Kemandirian Anak Day 4
Bismillahirrahmanirrahim
Karena hari sabtu libur sekolah, banyak yang bisa khayla kerjakan dirumah.
Pagi-pagi sudah minta seleting dan pinjem lem tembak punya Bunda, katanya mau bikin tempat pinsil dari kain flanel dan nantinya akan diberikan kepada teman sekolahnya.
Menjelang siang, saya ajak khayla untuk belajar membuat nasi. Mulai dari menakar beras, mencuci dan menyimpannya di rice cooker. Tidak disangka miftah ingin juga ikut mencuci beras (atau main beras? Entahlah.. 😆). Sampai miftahnya menangis 😂😂. Akhirnya saya bujuk "miftah mau pisang goreng?". Dia mengangguk. Ternyata khayla bersedia untuk membuat pisang goreng. Saya tuang terigu dan sedikit gula pasir ke mangkok. Lalu khayla menambahkan air dan mengaduknya. Pisang dipotong kecil-kecil oleh khayla. Miftah bilang dia ingin memasukkan pisangnya ke mangkok. Setelah minyak panas, saya suruh khayla memasukkan adonan pisangnya ke wajan. Lucunya, dia memasukkan adonannya setengah dilempar 😅. Saya beritahu caranya, pelan-pelan saja menyimpan adonan ke wajannya 😆. Sembari menunggu pisang matang, saya minta khayla untuk menjemur baju. Alhamdulillah dia tidak keberatan. Selesai menjemur, pisang pun sudah bisa dinikmati 😊
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Karena hari sabtu libur sekolah, banyak yang bisa khayla kerjakan dirumah.
Pagi-pagi sudah minta seleting dan pinjem lem tembak punya Bunda, katanya mau bikin tempat pinsil dari kain flanel dan nantinya akan diberikan kepada teman sekolahnya.
Menjelang siang, saya ajak khayla untuk belajar membuat nasi. Mulai dari menakar beras, mencuci dan menyimpannya di rice cooker. Tidak disangka miftah ingin juga ikut mencuci beras (atau main beras? Entahlah.. 😆). Sampai miftahnya menangis 😂😂. Akhirnya saya bujuk "miftah mau pisang goreng?". Dia mengangguk. Ternyata khayla bersedia untuk membuat pisang goreng. Saya tuang terigu dan sedikit gula pasir ke mangkok. Lalu khayla menambahkan air dan mengaduknya. Pisang dipotong kecil-kecil oleh khayla. Miftah bilang dia ingin memasukkan pisangnya ke mangkok. Setelah minyak panas, saya suruh khayla memasukkan adonan pisangnya ke wajan. Lucunya, dia memasukkan adonannya setengah dilempar 😅. Saya beritahu caranya, pelan-pelan saja menyimpan adonan ke wajannya 😆. Sembari menunggu pisang matang, saya minta khayla untuk menjemur baju. Alhamdulillah dia tidak keberatan. Selesai menjemur, pisang pun sudah bisa dinikmati 😊
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Friday, February 24, 2017
Melatih Kemandirian Anak Day 3
Bismillahirrahmanirrahim
Hari ke-3 ini masih tetap melatih Khayla untuk menyajikan makanan. Karena hari Jumat pulang sekolahnya lebih sore, saya rencanakan untuk membuat perkedel tahu.
Khayla menghaluskan tahu dengan menggunakan garpu. Setelah halus, saya tambahkan telur dan bumbu. Saya contohkan khayla untuk mengambil sesendok adonan dan memasukkannya kedalam minyak panas.
Oiya, jarang-jarang sore hari Ayah sudah ada dirumah. Ternyata beliau mau pergi lagi dan ingin makan dulu. Karena waktunya mepet, bikin telur dadar aja deh, biar cepet. Ditambah sambal leunca.
Eehh ternyata telurnya habis karena dipakai untuk perkedel tahu. Akhirnya saya suruh khayla dulu untuk pergi ke warung membeli 1/2 kilo telur.
Sembari menunggu tahu kering, saya suruh khayla untuk memecahkan telur dan memasukkannya ke dalam mangkok. Ternyata dia masih merasa kesulitan dan kelihatan ragu. Saya pun pelan-pelan memberikan instruksi sampai akhirnya dia berhasil memecahkan 2 telur. Saya harap kedepannya dia sudah lebih percaya lagi jika harus memecahkan telur 😆
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Hari ke-3 ini masih tetap melatih Khayla untuk menyajikan makanan. Karena hari Jumat pulang sekolahnya lebih sore, saya rencanakan untuk membuat perkedel tahu.
Khayla menghaluskan tahu dengan menggunakan garpu. Setelah halus, saya tambahkan telur dan bumbu. Saya contohkan khayla untuk mengambil sesendok adonan dan memasukkannya kedalam minyak panas.
Oiya, jarang-jarang sore hari Ayah sudah ada dirumah. Ternyata beliau mau pergi lagi dan ingin makan dulu. Karena waktunya mepet, bikin telur dadar aja deh, biar cepet. Ditambah sambal leunca.
Eehh ternyata telurnya habis karena dipakai untuk perkedel tahu. Akhirnya saya suruh khayla dulu untuk pergi ke warung membeli 1/2 kilo telur.
Sembari menunggu tahu kering, saya suruh khayla untuk memecahkan telur dan memasukkannya ke dalam mangkok. Ternyata dia masih merasa kesulitan dan kelihatan ragu. Saya pun pelan-pelan memberikan instruksi sampai akhirnya dia berhasil memecahkan 2 telur. Saya harap kedepannya dia sudah lebih percaya lagi jika harus memecahkan telur 😆
#level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Thursday, February 23, 2017
Melatih Kemandirian Anak Day 2
Bismillahirrahmirrahim
Setelah kemarin Khayla belajar bikin perkedel kentang, hari ini tugasnya yang sederhana saja karena kita semua pulang ke rumahnya sore dan waktunya mepet kalau masak yang ribet-ribet.
Sementara saya sholat Ashar, khayla mengupas wortel dan memotong-motongnya. Lalu membagi brokoli menjadi potongan kecil dan merendamnya di air garam.
Saya lupa tidak memberi instruksi bagaimana cara memotong wortelnya. Tadinya mau diiris serong. Tapi karena terlanjur sudah dipotong, ya sudahlah.. tak mengapa 😆
Alhamdulillah hari ke-2 ini masih semangat 😊
#level2
#KuliahBunSayIIP
#Melat
Setelah kemarin Khayla belajar bikin perkedel kentang, hari ini tugasnya yang sederhana saja karena kita semua pulang ke rumahnya sore dan waktunya mepet kalau masak yang ribet-ribet.
Sementara saya sholat Ashar, khayla mengupas wortel dan memotong-motongnya. Lalu membagi brokoli menjadi potongan kecil dan merendamnya di air garam.
Saya lupa tidak memberi instruksi bagaimana cara memotong wortelnya. Tadinya mau diiris serong. Tapi karena terlanjur sudah dipotong, ya sudahlah.. tak mengapa 😆
Alhamdulillah hari ke-2 ini masih semangat 😊
#level2
#KuliahBunSayIIP
#Melat
Wednesday, February 22, 2017
Melatih kemandirian anak Day 1
Bismillahirrahmanirrahim
Subhanalah...sejak bergabung di IIP dengan mengikuti Program Matrikulasi, banyak hal-hal yang "akhirnya" saya lakukan yang sebelumnya baru sebatas "niat". Salah satunya ya ini, yang berhubungan dengan kemandirian anak.
Sebenarnya sudah lama juga saya melatih kemandirian anak dengan mengajarkan bahkan memaksanya untuk mempelajari kemampuan yang dipakai sehari-hari, tapi mungkin belum semua.
Dari materi yang saya baca, maka saya putuskan untuk melatih Khayla agar bisa membuat makanan. Sebelum-sebelumnya dia pernah menawarkan diri untuk membantu saya didapur, tapi kadang saya yang menolaknya karena saya merasa gerak saya jadi lambat sementara saya ingin cepat beres 😆😆.
Jam 4 sesudah sholat Ashar, biasanya saya langsung kedapur untuk masak. Saya lihat Khayla sedang asyik main sticker boneka dan dia bisa betah berlama-lama mainnya. Lalu saya minta dia untuk memotong-motong terong ungu dan kentang untuk membuat perkedel kentang. Kentangnya sengaja sudah kupas, karena renacana saya, sekarang belajar memotong dulu, selanjutnya baru belajar mengupas.
Alhamdulillah dia tidak menolak waktu saya suruh memotong kentang. Saya tidak menginterupsi walaupun memotong kentangnya terlalu kekecilan. Saya biarkan saja sementara saya membuat masakan lain. Sudah beres memotong, dia bilang mau ngegoreng kentangnya. Saya persilahkan asal dia sholat Ashar dulu. Alhamdulillah lagi..tidak ada penolakan 😊
Selesai dia sholat, saya pun menepati janji saya untuk menijinkan dia menggoreng kentang. Setelah gorengan pertama selesai, saya instruksikan untuk menghaluskan kentangnya dengan ulekan. Begitu juga dengan gorengan kedua. Sambil menunggu minyak panas, saya kocok telur sementara khayla membentuk kentangnya sebelum dibalurkan ke telur dan digoreng. Karena ada sisa telur, saya tambahkan saja sedikit tahu untuk bikin telur dadar dan saya suruh khayla untuk mengiris daun bawang. Biarpun mengirisnya kurang tipis, tapi saya tidak protes 😆, menahan diri saja untuk tidak mengkritik pekerjaannya.
Selesai masak, khayla langsung bilang kalau dia lapar dan ingin makan. Alhamdulillah makannya lahap. Mungkin karena dia ambil bagian dalam proses pembuatannya jadinya semangat juga buat makannya. Kemarinnya saya masak, malah tidak dimakan 😑😑.
Lalu saya tawarkan dia mau masak apa untuk besok. Mudah-mudahan anaknya masih semangat 😊
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Subhanalah...sejak bergabung di IIP dengan mengikuti Program Matrikulasi, banyak hal-hal yang "akhirnya" saya lakukan yang sebelumnya baru sebatas "niat". Salah satunya ya ini, yang berhubungan dengan kemandirian anak.
Sebenarnya sudah lama juga saya melatih kemandirian anak dengan mengajarkan bahkan memaksanya untuk mempelajari kemampuan yang dipakai sehari-hari, tapi mungkin belum semua.
Dari materi yang saya baca, maka saya putuskan untuk melatih Khayla agar bisa membuat makanan. Sebelum-sebelumnya dia pernah menawarkan diri untuk membantu saya didapur, tapi kadang saya yang menolaknya karena saya merasa gerak saya jadi lambat sementara saya ingin cepat beres 😆😆.
Jam 4 sesudah sholat Ashar, biasanya saya langsung kedapur untuk masak. Saya lihat Khayla sedang asyik main sticker boneka dan dia bisa betah berlama-lama mainnya. Lalu saya minta dia untuk memotong-motong terong ungu dan kentang untuk membuat perkedel kentang. Kentangnya sengaja sudah kupas, karena renacana saya, sekarang belajar memotong dulu, selanjutnya baru belajar mengupas.
Alhamdulillah dia tidak menolak waktu saya suruh memotong kentang. Saya tidak menginterupsi walaupun memotong kentangnya terlalu kekecilan. Saya biarkan saja sementara saya membuat masakan lain. Sudah beres memotong, dia bilang mau ngegoreng kentangnya. Saya persilahkan asal dia sholat Ashar dulu. Alhamdulillah lagi..tidak ada penolakan 😊
Selesai dia sholat, saya pun menepati janji saya untuk menijinkan dia menggoreng kentang. Setelah gorengan pertama selesai, saya instruksikan untuk menghaluskan kentangnya dengan ulekan. Begitu juga dengan gorengan kedua. Sambil menunggu minyak panas, saya kocok telur sementara khayla membentuk kentangnya sebelum dibalurkan ke telur dan digoreng. Karena ada sisa telur, saya tambahkan saja sedikit tahu untuk bikin telur dadar dan saya suruh khayla untuk mengiris daun bawang. Biarpun mengirisnya kurang tipis, tapi saya tidak protes 😆, menahan diri saja untuk tidak mengkritik pekerjaannya.
Selesai masak, khayla langsung bilang kalau dia lapar dan ingin makan. Alhamdulillah makannya lahap. Mungkin karena dia ambil bagian dalam proses pembuatannya jadinya semangat juga buat makannya. Kemarinnya saya masak, malah tidak dimakan 😑😑.
Lalu saya tawarkan dia mau masak apa untuk besok. Mudah-mudahan anaknya masih semangat 😊
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
Thursday, February 16, 2017
Aliran Rasa Materi Komunikasi Produktif
Bismillahirrahmanirrahim
Diluar dugaan saya, setelah mendapatkan badge, ternyata masih ada tantangan ke-2 yang harus dikerjakan, yaitu menuliskan aliran rasa setelah mendapatkan materi Komunukasi Produktif.
Sejujurnya saya pasti senang mendapatkan materi komunikasi produktif ini karena saya mendapatkan pencerahan tentang bagaimana kita berkomunikasi pada pasangan dan anak. Saya menyadari kalau selama ini saya sering melontarkan kalimat yang tidak produktif kepada mereka. Apalagi setelah mengetahui gaya populer mendidik anak, Astagfirullah...memang itulah yang disadari atau tidak,.sering terucap dari mulut saya. Seandainya saya bisa memutarbalikkan waktu, saya ingin mengulangi semua agar tidak ada ucapan yang mungkin menyakiti hati anak terutama anak sulung saya.
Terus terang saya sering kewalahan menghadapi tingkah si sulung yang "super solehah". Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, kadang-kadang banyak "drama"-nya. Padahal saya sudah berusaha untuk bersabar, tidak ngomel-ngomel apalagi marah. Tapi justru reaksinya kadang bikin saya jadi hilang kesabaran.
Setelah mendapatkan materi komunikasi produktif ini saya jadi berpikir, jangan-jangan ini adalah buah dari kesalahan saya yang sering mengucapkan kalimat yang tidak produktif dan gaya populer mendidik anak 😢😢.
Setelah menyelesaikan tantangan 10 hari saya memang tidak lagi konsisten
melanjutkan menulis, tapi saya berusaha konsisten untuk menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Saya memilah milih kalimat yang akan saya ucapkan kepada suami atau anak. Walaupun feedback dari mereka kadang kalimatnya tidak produktif, yaahh..saya mencoba bersabar saja 😅. Saya juga terus mencoba memotivasi anak agar semangat dalam melakukan hal apapun walaupun saya tidak tahu apakah dia merasa termotivasi atau tidak. Semoga usaha saya bisa membawa kami menuju keluarga yang lebih baik lagi kedepannya. Aamiin..
Diluar dugaan saya, setelah mendapatkan badge, ternyata masih ada tantangan ke-2 yang harus dikerjakan, yaitu menuliskan aliran rasa setelah mendapatkan materi Komunukasi Produktif.
Sejujurnya saya pasti senang mendapatkan materi komunikasi produktif ini karena saya mendapatkan pencerahan tentang bagaimana kita berkomunikasi pada pasangan dan anak. Saya menyadari kalau selama ini saya sering melontarkan kalimat yang tidak produktif kepada mereka. Apalagi setelah mengetahui gaya populer mendidik anak, Astagfirullah...memang itulah yang disadari atau tidak,.sering terucap dari mulut saya. Seandainya saya bisa memutarbalikkan waktu, saya ingin mengulangi semua agar tidak ada ucapan yang mungkin menyakiti hati anak terutama anak sulung saya.
Terus terang saya sering kewalahan menghadapi tingkah si sulung yang "super solehah". Dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, kadang-kadang banyak "drama"-nya. Padahal saya sudah berusaha untuk bersabar, tidak ngomel-ngomel apalagi marah. Tapi justru reaksinya kadang bikin saya jadi hilang kesabaran.
Setelah mendapatkan materi komunikasi produktif ini saya jadi berpikir, jangan-jangan ini adalah buah dari kesalahan saya yang sering mengucapkan kalimat yang tidak produktif dan gaya populer mendidik anak 😢😢.
Setelah menyelesaikan tantangan 10 hari saya memang tidak lagi konsisten
melanjutkan menulis, tapi saya berusaha konsisten untuk menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Saya memilah milih kalimat yang akan saya ucapkan kepada suami atau anak. Walaupun feedback dari mereka kadang kalimatnya tidak produktif, yaahh..saya mencoba bersabar saja 😅. Saya juga terus mencoba memotivasi anak agar semangat dalam melakukan hal apapun walaupun saya tidak tahu apakah dia merasa termotivasi atau tidak. Semoga usaha saya bisa membawa kami menuju keluarga yang lebih baik lagi kedepannya. Aamiin..
Thursday, February 2, 2017
Komunikasi Produktif Day 10
Bismillahirrahmaanirrahim
Sudah lama pengen ngajak Si Sulung untuk belajar disiplin salah satunya dengan membuat jadwal harian. Selama ini saya amati, Khayla orangnya cenderung kalau mengerjakan sesuatu itu lama, pun disekolahnya. Saya sih berharap dengan jadwal harian ini, bisa membuat Khayla jadi lebih gesit 😁.
Setelah tahu perkiraan jam berapa Khayla pulang dengan memakai jemputan, saya lalu mengajak Khayla untuk membicarakan mengenai jadwal harian.
Saya bikin coretan jam berapa dia bangun, apa yang bisa dia kerjakan sesudahnya, sampai waktunya berangkat sekolah.
Begitu juga setelah pulang sekolah, saya tuliskan apa yang bisa dan harus dia kerjakan. Saya tidak ingin seperti kemarin-kemarin, bermain boneka sticker bisa berjam-jam, tapi giliran disuruh shalat atau ngaji, susahnyaa minta ampun 😑😑.
Setelah saya jelaskan jadwal hariannya, saya bertanya pada Khayla, "mengerti nggak? Ada yang mau ditanyakan?". Khayla jawab "nggak ngerti" sambil badannya membelakangi saya dan matanya tertuju pada buku. "Bunda ngomongnya kecepetan", katanya. Hhmmm..baiklah..
Saya ajak dia untuk mengalihkan pandangannya ke kertas yang saya pegang, lalu saya jelaskan lagi perkiraan waktu dan kegiatan apa saja yang dia bisa kerjakan selama itu.
Saya bilang jadwal ini hanya untuk hari sekolah. Kalau hari libur, bisa sedikit lebih bebas. Saya yakinkan kalau dia masih bisa bermain tapi untuk jadwal shalat, ngaji, dan baca buku, saya harap tetap dia perhatikan.
#hari10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Sudah lama pengen ngajak Si Sulung untuk belajar disiplin salah satunya dengan membuat jadwal harian. Selama ini saya amati, Khayla orangnya cenderung kalau mengerjakan sesuatu itu lama, pun disekolahnya. Saya sih berharap dengan jadwal harian ini, bisa membuat Khayla jadi lebih gesit 😁.
Setelah tahu perkiraan jam berapa Khayla pulang dengan memakai jemputan, saya lalu mengajak Khayla untuk membicarakan mengenai jadwal harian.
Saya bikin coretan jam berapa dia bangun, apa yang bisa dia kerjakan sesudahnya, sampai waktunya berangkat sekolah.
Begitu juga setelah pulang sekolah, saya tuliskan apa yang bisa dan harus dia kerjakan. Saya tidak ingin seperti kemarin-kemarin, bermain boneka sticker bisa berjam-jam, tapi giliran disuruh shalat atau ngaji, susahnyaa minta ampun 😑😑.
Setelah saya jelaskan jadwal hariannya, saya bertanya pada Khayla, "mengerti nggak? Ada yang mau ditanyakan?". Khayla jawab "nggak ngerti" sambil badannya membelakangi saya dan matanya tertuju pada buku. "Bunda ngomongnya kecepetan", katanya. Hhmmm..baiklah..
Saya ajak dia untuk mengalihkan pandangannya ke kertas yang saya pegang, lalu saya jelaskan lagi perkiraan waktu dan kegiatan apa saja yang dia bisa kerjakan selama itu.
Saya bilang jadwal ini hanya untuk hari sekolah. Kalau hari libur, bisa sedikit lebih bebas. Saya yakinkan kalau dia masih bisa bermain tapi untuk jadwal shalat, ngaji, dan baca buku, saya harap tetap dia perhatikan.
#hari10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Wednesday, February 1, 2017
Komunikasi Produktif Day 9
Bismillahirrahmaanirrahim
Pertanggal 1 Februari, Khayla resmi pulang sekolah dengan memakai jasa jemputan yang disediakan sekolah. Waktu yang ditempuh hampir sama dengan saat kita pulang menggunakan angkot. Saya pikir dia akan jadi anak terakhir yang diantar pulang, ternyata tidak. Masih ada beberapa anak lagi yang belum.
Begitu sampai dirumah, dengan antusias Khayla bercerita kalau dia senang naik jemputan, karena dia bisa ngobrol dan ketawa-ketawa dengan teman-temannya yang hampir semua adalah kakak kelasnya. Saya lalu bertanya kemana saja rute yang dilalui, apa Pak Ahmad (supir) ngajak ngobrol Khayla atau tidak. Dari ceritanya, keliatan kalau dia senang bisa ikut jemputan. Bahkan katanya dia nggak mau Les Menggambar karena pulangnya sore jadi nggak bisa ikut jemputan 😆.
Dari ceritanya sih, saya yakin dia senang dan saya pun senang karena tidak perlu repot-repot keluar rumah dicuaca panas atau hujan. Yang penting lagi saya bisa lebih produktif dengan membuat kerajinan tangan untuk dijual 😁😁
#hari9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Pertanggal 1 Februari, Khayla resmi pulang sekolah dengan memakai jasa jemputan yang disediakan sekolah. Waktu yang ditempuh hampir sama dengan saat kita pulang menggunakan angkot. Saya pikir dia akan jadi anak terakhir yang diantar pulang, ternyata tidak. Masih ada beberapa anak lagi yang belum.
Begitu sampai dirumah, dengan antusias Khayla bercerita kalau dia senang naik jemputan, karena dia bisa ngobrol dan ketawa-ketawa dengan teman-temannya yang hampir semua adalah kakak kelasnya. Saya lalu bertanya kemana saja rute yang dilalui, apa Pak Ahmad (supir) ngajak ngobrol Khayla atau tidak. Dari ceritanya, keliatan kalau dia senang bisa ikut jemputan. Bahkan katanya dia nggak mau Les Menggambar karena pulangnya sore jadi nggak bisa ikut jemputan 😆.
Dari ceritanya sih, saya yakin dia senang dan saya pun senang karena tidak perlu repot-repot keluar rumah dicuaca panas atau hujan. Yang penting lagi saya bisa lebih produktif dengan membuat kerajinan tangan untuk dijual 😁😁
#hari9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Subscribe to:
Posts (Atom)