Tuesday, January 24, 2017

Komunikasi Produktif Day 1

Bismillahirrahmanirrahim


Setelah berkutat dengan 9 NHW di Program Matrikulasi batch 2, kali ini bersiap untuk tantangan di Kelas Bunda Sayang.

Membaca materi yang diberikan, saya merenung kembali. Sepertinya selama ini saya belum melakukan komunikasi yang produktif kepada suami dan anak saya. Saya banyak menggunakan kalimat yang tidak produktif saat berhadapan dengan anak. Dengan adanya tantangan di Bunda Sayang ini, Insya Allah saya akan terus memperbaiki cara komunikasi saya terhadap keluarga.

Pada sesi tanya jawab dihari Senin, saya mengajukan pertanyaan bagaimana menghadapi anak yang susah mengerjakan sesuatu begitu saya suruh (saya ambil contoh: mengerjakan shalat), sampai-sampai kadang saya merasa kesal dan marah karena pekerjaan tersebut tidak juga dilakukan.

Keesokan harinya setelah mengetahui tantangan 10 hari, saya mulai praktekkan cara berkomunikasi produktif seperti yang saya baca di materi.

Saya menyuruh anak sulung saya untuk shalat, tapi saya rubah dengan bertanya
"Mau shalat jam berapa?"
Tidak ada jawaban.
"Setengah lima, ya?"
Akhirnya anak saya mengangguk.
Masih ada setengah jam lagi dan saya harap tidak akan ada penolakan jika telah tiba waktunya.

Alhamdulillah..ketika saya ingatkan kalau waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima, anak saya bergerak mengambil air wudhu. Saat masuk kamar dan bersiap untuk shalat, adiknya masuk. Biasanya dia akan mengganggu kakaknya, sampai kakaknya berteriak dan marah dan saya pun jadi ikut-ikutan marah karena shalatnya si sulung menjadi terhambat.
Saya ingatkan Si Kecil untuk keluar kamar saja kalau tidak mau ikut shalat. Saya tahan emosi saya. Tidak ada bentakan atau intonasi marah. Si Kecil mau juga keluar. Saya katakan padanya untuk tidak mengganggu orang shalat agar shalatnya bisa khusyuk.

Begitu selesai shalat, Si sulung keluar kamar dan bertanya "kenapa sih shalatnya cuma 5 menit?"
Dari pertanyaan itu saya jadi bisa menjelaskan bagaimana dulu Rasulullah diperintahkan Allah untuk shalat. Sebelumnya-sebelumnya, kadang saya menjawab pertanyaan dari anak saya dengan ogah-ogahan, apalagi saat itu saya sedang menyetrika pakaian. Tapi kemarin saya bicara dengan pelan, dengan intonasi lembut. Mengambil contoh dari film Iqro yang kemarinnya kita tonton bersama teman sekolahnya.

Sore itu saya puas, karena tidak ada paksaan, tidak ada penolakan, tidak ada amarah yang keluar, semua berjalan dengan baik. Malah pas waktu magrib, Si sulung yang wudhu duluan dan membangunkan saya yang ketiduran 😆.
Saya yakin semua ini berawal dari kalimat produktif yang saya ucapkan 😊

#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip


No comments:

Post a Comment