Bismillahirrahmaanirrahiim
Rada gemes liat Si Sulung Khayla yang mengerjakan sesuatu itu seringnya pake lama. Sampai saya atau Ayahnya jadi marah. Lihat boneka kecil dan puzzle jam, saya jadi keidean untuk bercerita dengan boneka kecil itu sebagai pemeran utamanya bernama Berry. Saya bercerita kepada Miftah dan Khayla pun menghampiri kami.
Jam di puzzle menunjukkan jam 5 pagi dan cerita berawal dari Berry, si boneka beruang yang sedang tidur lalu bangun malas-malasan walaupun alarm di jam sudah berbunyi. Setelah dibangunkan Ibunya, dia pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan solat. Jam saya putar ke angka 1/2 6. Waktunya Berry mandi. Sambil bercerita, sambil saya bertanya apa yang Berry lakukan selanjutnya. Miftah bilang kalau habis mandi, gosok gigi. Saya pancing lagi, setelah gosok gigi apa yang dilakukan? "Pake handuk". "Ya..udah gosok gigi, pake handuk, trus apalagi?". "Pake baju". Saya ingin menekankan hal ini pada anak-anak karena kadang mereka suka main-main begitu selesai mandi, bukannya ambil dan mengenakan baju 😑.
Saya putar jam ke angka 6, waktunya makan pagi. Selesai makan Berry beruang pergi ke sekolah. Jam 12 ceritanya Berry sudah pulang sekolah. Setelah ganti baju tidak lupa shalat dilanjutkan dengan makan siang. Boleh nonton TV tapi sebentar saja lalu tidur siang. Cerita berlanjut dijam 3. Bangun tidur siang, sholat Ashar. Setelah shalat, bebas, boleh apa saja, main diluar, baca buku, main sepeda, bermain dengan teman-teman.
Jam 1/2 5, dijadwalkan untuk mandi sore. Mandinya nggak pake lama, nggak seperti realita-anak sukanya main-main air. Sembari nunggu adzan magrib, boleh lah nonton TV lagi 😁. Sudah beres solat magrib, baca Al-quran. Lanjut makan malam, shalat isya dan istirahat.
Dengan mendongeng seperti ini saya sih berharapnya anak-anak bisa lebih menghargai waktu dan disiplin. Semua ada waktunya, ada waktu serius ada juga waktu santai
Thursday, November 30, 2017
Saturday, November 25, 2017
Aliran Rasa Think Creative
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dimateri kali ini sepertinya Member tidak hanya disuguhi oleh ilmu-ilmu baru, tapi juga motivasi-motivasi agar lebih bersemangat dalam perkuliahan Bunda Sayang ini.
Minggu kemarin saya menghadiri Mentoring FOTA PAS di Salman dan apa yang disampaikan oleh pematerinya sangat menarik. Beliau bilang sebenarnya manusia menggunakan otaknya hanya beberapa persen, belum sampai maksimal.
Subhanallah, Allah telah menciptakan kita dengan begitu sempurna, tapi kadang kita sendiri yang tidak pernah menyadarinya dan mengacuhkannya.
Materi kali ini sebenarnya mengingatkan saya pada anak sulung saya. Entah kenapa dia sering sekali mengatakan "nggak bisa", "susah", ah pokonya yang sifatnya negatif lah... saya sampai kesel dibuatnya. Misalnya nih, mau ambil celana dilemari bagian atas. Dia bilang susah. Lalu saya beri solusi untuk cari kursi supaya mudah meraihnya. Tapi tetap saja bilangnya nggak bisa 😑. Atau mencari barang. Belum juga satu menit mencari, sudah bilang "nggak ada",😧. Jadi, punya masalah, tapi diberikan solusi tidak mau menerima. Teringat materi ini saya jadi sering bilang, "berpikir kreatif dong, kamu kan sudah besar..jangan pake emosi atau marah. Kalau emosi gitu malah jadi nggak bisa mikir..".
Semoga setelah mendapatkan materi ini, saya selalu bisa berpikir kreatif, mencari solusi dari tantangan yang ada, dan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik.
Dimateri kali ini sepertinya Member tidak hanya disuguhi oleh ilmu-ilmu baru, tapi juga motivasi-motivasi agar lebih bersemangat dalam perkuliahan Bunda Sayang ini.
Minggu kemarin saya menghadiri Mentoring FOTA PAS di Salman dan apa yang disampaikan oleh pematerinya sangat menarik. Beliau bilang sebenarnya manusia menggunakan otaknya hanya beberapa persen, belum sampai maksimal.
Subhanallah, Allah telah menciptakan kita dengan begitu sempurna, tapi kadang kita sendiri yang tidak pernah menyadarinya dan mengacuhkannya.
Materi kali ini sebenarnya mengingatkan saya pada anak sulung saya. Entah kenapa dia sering sekali mengatakan "nggak bisa", "susah", ah pokonya yang sifatnya negatif lah... saya sampai kesel dibuatnya. Misalnya nih, mau ambil celana dilemari bagian atas. Dia bilang susah. Lalu saya beri solusi untuk cari kursi supaya mudah meraihnya. Tapi tetap saja bilangnya nggak bisa 😑. Atau mencari barang. Belum juga satu menit mencari, sudah bilang "nggak ada",😧. Jadi, punya masalah, tapi diberikan solusi tidak mau menerima. Teringat materi ini saya jadi sering bilang, "berpikir kreatif dong, kamu kan sudah besar..jangan pake emosi atau marah. Kalau emosi gitu malah jadi nggak bisa mikir..".
Semoga setelah mendapatkan materi ini, saya selalu bisa berpikir kreatif, mencari solusi dari tantangan yang ada, dan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik.
Saturday, November 11, 2017
Think Creative Day 10
Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari ini saya dan anak-anak berkesempatan untuk mengunjungi Taman Lalu Lintas yang saat ini sudah direnov dan terlihat lebih bagus dari sebelumnya.
Sesampainya di TLL, anak-anak minta naik korsel. Beres naik korsel, khayla ingin naik sepeda. Khayla sih tidak masalah. Tapi miftah, sebelumnya dia belum pernah naik sepeda roda 4. Sepeda yang ada dirumah lebih pendek dan masih roda 3, hadiah ulang tahunnya yang ke-1.
Miftah ini anaknya masih banyak ketakutan dan khawatir akan sesuatu. Saya sadari itu. Sebelum naik sepeda, saya yakinkan dulu kalau miftah bisa naik sepeda roda 4. Miftah berani, tidak takut.
Begitu naik, dia masih kesulitan mengayuh pedalnya. Saya bilang, sama saja dengan menganyuh pedal sepeda yang ada dirumah. Saya minta dia untuk berusaha menganyuh lagi. Karena masih kesulitan, akhirnya saya dorong punggungnya. Setelah bisa maju, saya lepas dorongan dipunggungmya lalu berjalan mendahuluinya. Lalu miftah berteriak "bunda, tunggu!!".. hihi, mulai deh rasa takutnya keluar. Saya yakinkan miftah kalau saya tidak akan meninggalkannya. Cuma ingin ngambil foto dia aja 😁. Akhirnya saya dekati miftah lagi, saya dorong lagi punggungnya kalau dia kesulitan menganyuh. Lalu saya lepas lagi. Begitu terus sampai akhirnya sewa selama 15 menit pun berakhir.
Sesudah makan, khayla ingin main sepeda lagi. Ya miftah pun saya ajak juga, sambil melihat kemampuannya setelah tadi mencoba naik sepeda roda 4. Alhamdulillah, kali ini miftah lebih percaya diri dan berani. Walaupun masih nengok-nengok ke belakang ke arah saya atau meminta agar dia tidak ditinggalkan 😁.
Hari ini saya dan anak-anak berkesempatan untuk mengunjungi Taman Lalu Lintas yang saat ini sudah direnov dan terlihat lebih bagus dari sebelumnya.
Sesampainya di TLL, anak-anak minta naik korsel. Beres naik korsel, khayla ingin naik sepeda. Khayla sih tidak masalah. Tapi miftah, sebelumnya dia belum pernah naik sepeda roda 4. Sepeda yang ada dirumah lebih pendek dan masih roda 3, hadiah ulang tahunnya yang ke-1.
Miftah ini anaknya masih banyak ketakutan dan khawatir akan sesuatu. Saya sadari itu. Sebelum naik sepeda, saya yakinkan dulu kalau miftah bisa naik sepeda roda 4. Miftah berani, tidak takut.
Begitu naik, dia masih kesulitan mengayuh pedalnya. Saya bilang, sama saja dengan menganyuh pedal sepeda yang ada dirumah. Saya minta dia untuk berusaha menganyuh lagi. Karena masih kesulitan, akhirnya saya dorong punggungnya. Setelah bisa maju, saya lepas dorongan dipunggungmya lalu berjalan mendahuluinya. Lalu miftah berteriak "bunda, tunggu!!".. hihi, mulai deh rasa takutnya keluar. Saya yakinkan miftah kalau saya tidak akan meninggalkannya. Cuma ingin ngambil foto dia aja 😁. Akhirnya saya dekati miftah lagi, saya dorong lagi punggungnya kalau dia kesulitan menganyuh. Lalu saya lepas lagi. Begitu terus sampai akhirnya sewa selama 15 menit pun berakhir.
Sesudah makan, khayla ingin main sepeda lagi. Ya miftah pun saya ajak juga, sambil melihat kemampuannya setelah tadi mencoba naik sepeda roda 4. Alhamdulillah, kali ini miftah lebih percaya diri dan berani. Walaupun masih nengok-nengok ke belakang ke arah saya atau meminta agar dia tidak ditinggalkan 😁.
Friday, November 10, 2017
Think Creative Day 9
Bismillahirrahmaanirrahiim
Rencananya hari ini mau ke ATM karena mau bayar SPP PAUD Miftah, bayar listrik, beli beras, belanja buat masak hari ini dll dkk. Tapi ATM didepan kompleks rumah lagi error dari kemarin. ATM lain yang terdekat ya di Borma Kerkof. Lumayan jauh, harus pake angkot dulu. Karena ga ada simpanan uang, akhirnya saya pakai dulu uang tabungan punya Miftah 🙈🙈. Saya utamakan dulu untuk bayar SPP karena itu menyangkut hak-hak gurunya. Masih ada sisa, saya belikan 2 kilo beras dan daging karena rencananya hari ini mau masak soto bandung. Uang miftah ini pastinya akan saya ganti setelah saya bisa mengambil uang di ATM. Tapi sayang sekali ATM di Borma pun lagi pada error. Ya sudahlah..pulang saja. Toh masih ada uang sisa bayar SPP.
Begitu sampai rumah, saya merebus daging. Sambil mengerjakan PR dari PakSu yang belum juga selesai. Tadinya ngejait mau dikerjakan pagi-pagi, eehh mendadak ada info dari WAG PAUD kalau hari ini ada pertemuan orangtua. Terpaksa lah ditunda dulu sampai siang.
Beres masak soto, saya tergoda untuk mendokumentasikannya. Beberapa tahun kebelakang, saya ikut komunitas foto di Instagram yang nama akunnya @uploadkompakan. Jadi setiap harinya ada tema yang diberikan dan kita harus setor foto yang sesuai dengan tema tersebut. Dulu saya sempat rajin setor, malah kalau nggak setor sehari, rasanya ada yang kurang 😆. Tapi lama kelamaan saya jadi rada bosan juga. Apalagi karena sekarang digarasi dipasang canopy, sehingga didalam rumah jadi gelap. Sedangkan photography itu kan butuh cahaya yang banyak.
Naahh hari ini tema @uploadkompakan-nya "makanan berkuah". Cocok kaann dengan soto bandung yang saya buat 😉. Tapi bagaimana ya, hujan bikin rumah tambah gelap. Aha! Ada ide. Coba saja pakai lampu mejanya punya PakSu. Siapa tau cahayanya cukup untuk memotret 2 mangkok kecil berisi soto. Ambil alas foto dan mulai mencari posisi dan angle yang bagus. Hmm..kayaknya harus nambah properti lagi buat meramaikan foto. Saya ambil lap merah yang selalu jadi andalan. Lumayan, jadi ada yang berwarna. Menyesuaikan dengan cahaya lampu, akhirnya saya putuskan untuk mengambil foto dari atas saja. Masih ada space kosong, sepertinya bagus kalau ada sendok. Saya pun mengambil sendok kayu dan menyimpannya dibagian kiri bawah. "Cekrek", "cekrek". Not bad..gambarnya lumayan terang, tinggal di edit pakai App Snapseed. Dan fotopun siap diapload 😊
Rencananya hari ini mau ke ATM karena mau bayar SPP PAUD Miftah, bayar listrik, beli beras, belanja buat masak hari ini dll dkk. Tapi ATM didepan kompleks rumah lagi error dari kemarin. ATM lain yang terdekat ya di Borma Kerkof. Lumayan jauh, harus pake angkot dulu. Karena ga ada simpanan uang, akhirnya saya pakai dulu uang tabungan punya Miftah 🙈🙈. Saya utamakan dulu untuk bayar SPP karena itu menyangkut hak-hak gurunya. Masih ada sisa, saya belikan 2 kilo beras dan daging karena rencananya hari ini mau masak soto bandung. Uang miftah ini pastinya akan saya ganti setelah saya bisa mengambil uang di ATM. Tapi sayang sekali ATM di Borma pun lagi pada error. Ya sudahlah..pulang saja. Toh masih ada uang sisa bayar SPP.
Begitu sampai rumah, saya merebus daging. Sambil mengerjakan PR dari PakSu yang belum juga selesai. Tadinya ngejait mau dikerjakan pagi-pagi, eehh mendadak ada info dari WAG PAUD kalau hari ini ada pertemuan orangtua. Terpaksa lah ditunda dulu sampai siang.
Beres masak soto, saya tergoda untuk mendokumentasikannya. Beberapa tahun kebelakang, saya ikut komunitas foto di Instagram yang nama akunnya @uploadkompakan. Jadi setiap harinya ada tema yang diberikan dan kita harus setor foto yang sesuai dengan tema tersebut. Dulu saya sempat rajin setor, malah kalau nggak setor sehari, rasanya ada yang kurang 😆. Tapi lama kelamaan saya jadi rada bosan juga. Apalagi karena sekarang digarasi dipasang canopy, sehingga didalam rumah jadi gelap. Sedangkan photography itu kan butuh cahaya yang banyak.
Naahh hari ini tema @uploadkompakan-nya "makanan berkuah". Cocok kaann dengan soto bandung yang saya buat 😉. Tapi bagaimana ya, hujan bikin rumah tambah gelap. Aha! Ada ide. Coba saja pakai lampu mejanya punya PakSu. Siapa tau cahayanya cukup untuk memotret 2 mangkok kecil berisi soto. Ambil alas foto dan mulai mencari posisi dan angle yang bagus. Hmm..kayaknya harus nambah properti lagi buat meramaikan foto. Saya ambil lap merah yang selalu jadi andalan. Lumayan, jadi ada yang berwarna. Menyesuaikan dengan cahaya lampu, akhirnya saya putuskan untuk mengambil foto dari atas saja. Masih ada space kosong, sepertinya bagus kalau ada sendok. Saya pun mengambil sendok kayu dan menyimpannya dibagian kiri bawah. "Cekrek", "cekrek". Not bad..gambarnya lumayan terang, tinggal di edit pakai App Snapseed. Dan fotopun siap diapload 😊
Thursday, November 9, 2017
Think Creative Day 8
Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari ini dapat tugas unik dari PakSu. Disuruh bikin lubang-lubang kecil berbentuk kotak di kain felt. Mentang-mentang saya suka craft, jadi aja kebagian tugas kayak begitu 😆.
Bukan main-main juga sih..karena kain felt yang dilubangi ini adalah bagian dari Thesis-nya. Nggak ngerti buat apa, pokonya nurut aja deh kalau disuruh suami 😁. Dari penjelasan yang tidak begitu saya pahami, saya mencoba meraba-raba apa yang saya harus lakukan. Untungnya sekarang ada WA ya, jadi bisa langsung kirim foto dan tahu apakah yang saya kerjakan salah atau betul. Ternyata yang pertama mah salah. Akhirnya saya bikin seperti contoh yang ada. Saya kirim lagi foto polanya. Setelah di-ACC saya mulai menggunting pola yang telah saya buat. Fiiuhh..ternyata tidak gampang menggunting kotak-kotak tersebut. Selain kecil dan banyak, guntingnya kurang tajam, jadinya malah menghambat pekerjaan. Padahal itu guntingnya baru dibeli karena gunting kojo saya nggak tau ada dimana.
Dari pagi saya mulai mengerjakannya. Ya pastinya diselingi kegiatan domestik. Harusnya saya menjemput khayla yang pulang les menggambar, tapi hujan sudah turun dan PR dari suami belum beres. Untungnya PakSu mau menjemput khayla sehingga saya bisa terus melubangi kain.
Sampai mereka pulang ke rumah, pekerjaan saya belum selesai. Masih ada beberapa kotak yang belum saya lubangi. PakSu pikir sudah beres. Hadeuuhh..saya bilang coba aja dikerjain sendiri, belum tentu sanggup 😑.
Satu selesai, masih ada yang harus dikerjakan yaitu menempelkan fabric conductive dengan cara dijahit. Sudah pasti bagian saya ini mah.. 😁. Saat ini masih ada yang harus dikerjakan, tapi saya ijin sebentar mau mengerjakan laporan dihari ke-8 ini 😆
Hari ini dapat tugas unik dari PakSu. Disuruh bikin lubang-lubang kecil berbentuk kotak di kain felt. Mentang-mentang saya suka craft, jadi aja kebagian tugas kayak begitu 😆.
Bukan main-main juga sih..karena kain felt yang dilubangi ini adalah bagian dari Thesis-nya. Nggak ngerti buat apa, pokonya nurut aja deh kalau disuruh suami 😁. Dari penjelasan yang tidak begitu saya pahami, saya mencoba meraba-raba apa yang saya harus lakukan. Untungnya sekarang ada WA ya, jadi bisa langsung kirim foto dan tahu apakah yang saya kerjakan salah atau betul. Ternyata yang pertama mah salah. Akhirnya saya bikin seperti contoh yang ada. Saya kirim lagi foto polanya. Setelah di-ACC saya mulai menggunting pola yang telah saya buat. Fiiuhh..ternyata tidak gampang menggunting kotak-kotak tersebut. Selain kecil dan banyak, guntingnya kurang tajam, jadinya malah menghambat pekerjaan. Padahal itu guntingnya baru dibeli karena gunting kojo saya nggak tau ada dimana.
Dari pagi saya mulai mengerjakannya. Ya pastinya diselingi kegiatan domestik. Harusnya saya menjemput khayla yang pulang les menggambar, tapi hujan sudah turun dan PR dari suami belum beres. Untungnya PakSu mau menjemput khayla sehingga saya bisa terus melubangi kain.
Sampai mereka pulang ke rumah, pekerjaan saya belum selesai. Masih ada beberapa kotak yang belum saya lubangi. PakSu pikir sudah beres. Hadeuuhh..saya bilang coba aja dikerjain sendiri, belum tentu sanggup 😑.
Satu selesai, masih ada yang harus dikerjakan yaitu menempelkan fabric conductive dengan cara dijahit. Sudah pasti bagian saya ini mah.. 😁. Saat ini masih ada yang harus dikerjakan, tapi saya ijin sebentar mau mengerjakan laporan dihari ke-8 ini 😆
Wednesday, November 8, 2017
Think Creative Day 7
Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari ini hari produktifnya saya. Habis subuh udah masak buat sarapan. Lanjut nyetrika. Beres sebagian, terusin ngebilas cucian yang baunya mulai tidak sedap karena dicucinya kemarin 😆. Terakhir bersihin kamar mandi sambil mandi karena mau shalat dzuhur.
Dari kemarin sebenernya udah pengen bebersih dapur. Apalagi PakSu komplen ngeliat sebagian isi kulkas yang tidak jelas 🙈. Pas lagi nyuci piring, tiba-tiba ada air yang kena rice cooker. Wadduuhh..karena ga ada tempat nasinya, si air jadi masuk ke bagian dalamnya. Euhh ini mah One Thing Lead To Another, jadinya nyuruh bebersih dapur... 😁.
Rice cooker-nya minta dibersihin. Beberapa waktu lalu sempet dipake masak nasi merah. Sebelnya, rice cooker jadi ikut-ikutan berwarna juga. Terus sayanya nggak apik, bukannya langsung dibersihin, malah dibiarin gitu aja sampai akhirnya mengering dan bikin kotor rice cooker 🙈🙈. Saya lap, saya gosok, saya sikat semua bagian yang kotor. Pas bagian luarnya, kok nggak bersih-bersih ya? Harus diapain nih? Rice cookernya jadi keliatan kusam. Saya berpikir. Lalu teringat dengan tips-tips untuk membersihkan kotoran. Kok saya kepikiran sama odol ya? Saya ambil odol, dioles ke bagian luar rice cooker terus coba digosok. Wah, bersih! Saya langsung semangat dan ambil sedikit odol lagi dan mulai menggosok. Alhamdulillah, rice cookernya bisa kinclong lagi, hee..
Sorenya saya ingin mencoba resep baru yang namanya Tokkebi. Tokkebi ini intinya sosis yang dilapisi tepung lalu diberi potongan kentang. Pertama buat dulu tepungnya, campuran dari terigu dan maizena. Katanya adonan tepung ini harus kental biar kentangnya bisa nempel. Sosisnya saya celupkan ke adonan terigu lalu diberi potongan kentang. Lho..kok kentangnya nggak nempel di sosis? Gimana ngegorengnya kalau begini? Apa yang salah ya? Apa kurang maizena? Karena minyak goreng sudah panas, akhirnya saya masukkan kentang ke adonan terigu dan mencoba menggoreng dengan menyendokkan adonan kentang+terigu, sosis ditengah, lalu saya taruh lagi sesendok adonan diatas sosis. Biarlah percobaan pertama gagal. Mudah-mudahan rasanya mah nggak gagal 😁. Beres ngegoreng 4, saya cek lagi resepnya di internet. Halagh! Ternyata saya lupa nggak pake telur..pantesan atuuhh nggak nempel 😂😂. Biarpun bentuknya rada aneh, tapi anak-anak mah suka aja dan nggak cukup makan satu. Besok coba bikin lagi aahh...jangan lupa telurnya 😁
Hari ini hari produktifnya saya. Habis subuh udah masak buat sarapan. Lanjut nyetrika. Beres sebagian, terusin ngebilas cucian yang baunya mulai tidak sedap karena dicucinya kemarin 😆. Terakhir bersihin kamar mandi sambil mandi karena mau shalat dzuhur.
Dari kemarin sebenernya udah pengen bebersih dapur. Apalagi PakSu komplen ngeliat sebagian isi kulkas yang tidak jelas 🙈. Pas lagi nyuci piring, tiba-tiba ada air yang kena rice cooker. Wadduuhh..karena ga ada tempat nasinya, si air jadi masuk ke bagian dalamnya. Euhh ini mah One Thing Lead To Another, jadinya nyuruh bebersih dapur... 😁.
Rice cooker-nya minta dibersihin. Beberapa waktu lalu sempet dipake masak nasi merah. Sebelnya, rice cooker jadi ikut-ikutan berwarna juga. Terus sayanya nggak apik, bukannya langsung dibersihin, malah dibiarin gitu aja sampai akhirnya mengering dan bikin kotor rice cooker 🙈🙈. Saya lap, saya gosok, saya sikat semua bagian yang kotor. Pas bagian luarnya, kok nggak bersih-bersih ya? Harus diapain nih? Rice cookernya jadi keliatan kusam. Saya berpikir. Lalu teringat dengan tips-tips untuk membersihkan kotoran. Kok saya kepikiran sama odol ya? Saya ambil odol, dioles ke bagian luar rice cooker terus coba digosok. Wah, bersih! Saya langsung semangat dan ambil sedikit odol lagi dan mulai menggosok. Alhamdulillah, rice cookernya bisa kinclong lagi, hee..
Sorenya saya ingin mencoba resep baru yang namanya Tokkebi. Tokkebi ini intinya sosis yang dilapisi tepung lalu diberi potongan kentang. Pertama buat dulu tepungnya, campuran dari terigu dan maizena. Katanya adonan tepung ini harus kental biar kentangnya bisa nempel. Sosisnya saya celupkan ke adonan terigu lalu diberi potongan kentang. Lho..kok kentangnya nggak nempel di sosis? Gimana ngegorengnya kalau begini? Apa yang salah ya? Apa kurang maizena? Karena minyak goreng sudah panas, akhirnya saya masukkan kentang ke adonan terigu dan mencoba menggoreng dengan menyendokkan adonan kentang+terigu, sosis ditengah, lalu saya taruh lagi sesendok adonan diatas sosis. Biarlah percobaan pertama gagal. Mudah-mudahan rasanya mah nggak gagal 😁. Beres ngegoreng 4, saya cek lagi resepnya di internet. Halagh! Ternyata saya lupa nggak pake telur..pantesan atuuhh nggak nempel 😂😂. Biarpun bentuknya rada aneh, tapi anak-anak mah suka aja dan nggak cukup makan satu. Besok coba bikin lagi aahh...jangan lupa telurnya 😁
Tuesday, November 7, 2017
Think Creative Day 6
Bismillahirrahmaanirrahiim
Punya akun jualan di Marketplace ternama tapi ngurusnya masih males-malesan. Jadinya performanya pun nggak bagus.
Pengen dong, dagangannya dibeli orang. Harus berbuat sesuatu nih. Harus mulai bebenah dan berubah biar performanya jadi lebih baik.
Minggu lalu ada sharing di Grup Mitra Anaya Hijab tentang optimasi di Marketplace yang saya maksud. Penasaran juga pengen nyoba yang event Promo. Kali pertama gagal. Kali kedua juga belum sukses. Entah berapa kali edit, tuh.. Coba lagi coba terus sampai akhirnya sukses update 1 produk. "Ooohh...gotcha!". Ngerti lah sekarang mah. Dari 1 produk, tambah lagi jadi beberapa produk yang didiskon. Fiuuhh.. lega.. dan senang karena bisa mengikat ilmu dengan praktek 😊
Punya akun jualan di Marketplace ternama tapi ngurusnya masih males-malesan. Jadinya performanya pun nggak bagus.
Pengen dong, dagangannya dibeli orang. Harus berbuat sesuatu nih. Harus mulai bebenah dan berubah biar performanya jadi lebih baik.
Minggu lalu ada sharing di Grup Mitra Anaya Hijab tentang optimasi di Marketplace yang saya maksud. Penasaran juga pengen nyoba yang event Promo. Kali pertama gagal. Kali kedua juga belum sukses. Entah berapa kali edit, tuh.. Coba lagi coba terus sampai akhirnya sukses update 1 produk. "Ooohh...gotcha!". Ngerti lah sekarang mah. Dari 1 produk, tambah lagi jadi beberapa produk yang didiskon. Fiuuhh.. lega.. dan senang karena bisa mengikat ilmu dengan praktek 😊
Monday, November 6, 2017
Think Creative Day 5
Bismillahirrahmaanirrahim
Hari Jumat kemarin Khayla tidak masuk sekolah karena sakit telinga. Ternyata berawal dari tenggorokannya yang radang.
Ternyata dihari itu, ada pembuatan
portfolio mengenai pengalaman bermain permaina tradisional. Biarpun muridnya sekolah atau tidak, semuanya harus mengumpulkannya dihari Senin.
Tidak terlalu banyak sih, karena dari selembar kertas HVS dibagi dua, lembar pertama gambar, lembar kedua tulisan pengalamannya. Saya dan suam sama sekali tidak membantu, karena kami beedua tidak.bisa menggambar. Kami yakin tanpa dibantu pun khayla bisa menyelesaikannya sendiri, karena dia paling jago menggambar...serumah 😂😂. Dalam hitungan menit, portfolionya sudah selesai. Tulisannya sedikit, satu atau dua kalimat. Tapi gambarannya lumayan. Saya jadi envy dan dalam hati bertanya kenapa saya tidak bisa menggambar dengan bagus 😅. Yaahh...terima saja lah, karena kemampuan dan kreativitas orang kan berbeda-beda 😊
Hari Jumat kemarin Khayla tidak masuk sekolah karena sakit telinga. Ternyata berawal dari tenggorokannya yang radang.
Ternyata dihari itu, ada pembuatan
portfolio mengenai pengalaman bermain permaina tradisional. Biarpun muridnya sekolah atau tidak, semuanya harus mengumpulkannya dihari Senin.
Tidak terlalu banyak sih, karena dari selembar kertas HVS dibagi dua, lembar pertama gambar, lembar kedua tulisan pengalamannya. Saya dan suam sama sekali tidak membantu, karena kami beedua tidak.bisa menggambar. Kami yakin tanpa dibantu pun khayla bisa menyelesaikannya sendiri, karena dia paling jago menggambar...serumah 😂😂. Dalam hitungan menit, portfolionya sudah selesai. Tulisannya sedikit, satu atau dua kalimat. Tapi gambarannya lumayan. Saya jadi envy dan dalam hati bertanya kenapa saya tidak bisa menggambar dengan bagus 😅. Yaahh...terima saja lah, karena kemampuan dan kreativitas orang kan berbeda-beda 😊
Sunday, November 5, 2017
Think Creative Day 4
Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari ini bazaar hari ke-2. Tapi sebelum pergi ke Technopark, harus beresin dulu kerjaan yang kemarin tertunda.
Selesai shalat Subuh, masak nasi di rice cooker. Pinjem sepeda khayla lalu pergi ke tukang sayur. Tukang sayur satu ini memang unik. Sebelum jam 5 sudah berjualan dan ibu-ibupun sudah ramai memilah milih apa yang mau dibeli. Apalagi karena harganya terbilang murah. Kesiangan datang, sudah habis deh, yang kita ingin beli.
Pulang belanja, lanjut masak. Selain buat sarapan, mau bikin chicken katsu juga buat bekal dibazaar nanti..maksudnya biar ngirit, ga perlu beli-beli makan 😁😁.
Selesai masak, lanjut bilas cucian, ada seragam khayla yang mau dipakai besok.
Beres semua, bisa pergi ketempat bazaar dengan hati tenang.
Seperti kemarin, miftah ikut bersama saya. Tidak lupa juga bawa mainannya. Oiya, dibooth bazaar, saya tidak sendiri, karena patungan dengan Teh Echa, sesama member IIP juga. Bedanya kalau saya jual jilbab dan aksesoris anak, Teh Echa jual mainan anak dan buku. Melihat mainan yang dijual, bikin saya tergoda juga 😆. Saya pilih mainan yang bisa anak berkreasi tapi harganya tidak terlalu mahal. Melihat bentuk-bentuknya, saya tertarik juga untuk bikin sesuatu dari mainan tersebut. Dikertas labelnya ada contoh dengan bentuk motor, anjing, truk, helicopter dll. Setelah saya coba, ternyata tidak mudah juga membuatnya hanya dengan melihat contoh tanpa ada step by stepnya. Awalnya bisa tapi lama-lama blank, ga tau harus dibagaimanakan lagi. Miftah juga tertarik dengan mainan itu. Serius banget mainnya. Tanpa diajari, dia mulai bereksplorasi dengan potongan-potongan balok yang ada. Awalnya dia kesulitan tapi lama-lama nampaknya dia sudah bisa "menaklukan" balok-balok tersebut. Aahh senangnya... 😊
Hari ini bazaar hari ke-2. Tapi sebelum pergi ke Technopark, harus beresin dulu kerjaan yang kemarin tertunda.
Selesai shalat Subuh, masak nasi di rice cooker. Pinjem sepeda khayla lalu pergi ke tukang sayur. Tukang sayur satu ini memang unik. Sebelum jam 5 sudah berjualan dan ibu-ibupun sudah ramai memilah milih apa yang mau dibeli. Apalagi karena harganya terbilang murah. Kesiangan datang, sudah habis deh, yang kita ingin beli.
Pulang belanja, lanjut masak. Selain buat sarapan, mau bikin chicken katsu juga buat bekal dibazaar nanti..maksudnya biar ngirit, ga perlu beli-beli makan 😁😁.
Selesai masak, lanjut bilas cucian, ada seragam khayla yang mau dipakai besok.
Beres semua, bisa pergi ketempat bazaar dengan hati tenang.
Seperti kemarin, miftah ikut bersama saya. Tidak lupa juga bawa mainannya. Oiya, dibooth bazaar, saya tidak sendiri, karena patungan dengan Teh Echa, sesama member IIP juga. Bedanya kalau saya jual jilbab dan aksesoris anak, Teh Echa jual mainan anak dan buku. Melihat mainan yang dijual, bikin saya tergoda juga 😆. Saya pilih mainan yang bisa anak berkreasi tapi harganya tidak terlalu mahal. Melihat bentuk-bentuknya, saya tertarik juga untuk bikin sesuatu dari mainan tersebut. Dikertas labelnya ada contoh dengan bentuk motor, anjing, truk, helicopter dll. Setelah saya coba, ternyata tidak mudah juga membuatnya hanya dengan melihat contoh tanpa ada step by stepnya. Awalnya bisa tapi lama-lama blank, ga tau harus dibagaimanakan lagi. Miftah juga tertarik dengan mainan itu. Serius banget mainnya. Tanpa diajari, dia mulai bereksplorasi dengan potongan-potongan balok yang ada. Awalnya dia kesulitan tapi lama-lama nampaknya dia sudah bisa "menaklukan" balok-balok tersebut. Aahh senangnya... 😊
Saturday, November 4, 2017
Think Creative Day 3
Bismillahirrahmaanirrahiim
Walaupun menjalani online shop, tapi saya juga senang kalau ada kesempatan untuk ikut bazaar. Rasanya beda berjualan online dengan berjualan langsung dimana kita bisa bertatap langsung dengan calon customer.
Hari ini kebetulan saya sudah mendaftar ikut bazaar didaerah Baros Cimahi. Biar bayarnya nggak terlalu mahal, saya tawarkan di WAG RB Cimahi barangkali ada yang mau patungan bayar stand bazaarnya. Alhamdulillah gayung bersambut. Teh Resa yang tinggalnya tidak jauh dari rumah saya, bersedia. Tapi hari ini Teh Resa datangnya siang karena ada perlu dulu.
Saya dan suami bagi-bagi tugas jaga anak. Khayla dengan Ayah, Miftah dengan saya. Karena waktu dibazaar cukup lama, saya berinisiatif untuk membawa mainan miftah. Kereta kayu dengan relnya, balok, mobil pemadam kebakaran, dan bis Tayo. Tidak lupa juga saya membawa buku tulis dan pensil warna. Saya hamparkan kain bali di pojok stand agar dia bisa main dilantai. Yang tidak kalah penting adalah: makanan! Selain mie goreng untuk makan siang, aja juga cemilan dari toko kue.
Oiya entah kenapa, begitu pagi tadi sampai ditempat bazaar, standnya belum semua jadi. Baru sebagian kecil saja yang sudah bisa menggelar dagangannya. Sedangkan saya, standnya pun tidak ada, nggak tau kebagian dimana 😂😅😆. Tapi Alhamdulillah bisa bersebelahan dengan stand milik Teh Mira M Jaya yang punya produk khas yaitu Koko Loreng.
Sambil menunggu mejanya datang, saya bermain dengan Miftah. Main kereta, belajar angka dan huruf, melipat kertas dan main dengan pensil warna. Kita main tebak-tebakan. Saya bagian memggambar, miftah yang menebaknya. Hebat, miftah bisa menebak dengan benar gambaran saya yang seadamya 😂😂
Alhamdulillah hari ini miftah sangat kooperatif. Beaok masih ada 1 hari terakhir. Belum tahu miftah ikut saya atau tidak, tapi dia bilang sih dia mau kalau pergi lagi ke tempat bazaar 😊
Walaupun menjalani online shop, tapi saya juga senang kalau ada kesempatan untuk ikut bazaar. Rasanya beda berjualan online dengan berjualan langsung dimana kita bisa bertatap langsung dengan calon customer.
Hari ini kebetulan saya sudah mendaftar ikut bazaar didaerah Baros Cimahi. Biar bayarnya nggak terlalu mahal, saya tawarkan di WAG RB Cimahi barangkali ada yang mau patungan bayar stand bazaarnya. Alhamdulillah gayung bersambut. Teh Resa yang tinggalnya tidak jauh dari rumah saya, bersedia. Tapi hari ini Teh Resa datangnya siang karena ada perlu dulu.
Saya dan suami bagi-bagi tugas jaga anak. Khayla dengan Ayah, Miftah dengan saya. Karena waktu dibazaar cukup lama, saya berinisiatif untuk membawa mainan miftah. Kereta kayu dengan relnya, balok, mobil pemadam kebakaran, dan bis Tayo. Tidak lupa juga saya membawa buku tulis dan pensil warna. Saya hamparkan kain bali di pojok stand agar dia bisa main dilantai. Yang tidak kalah penting adalah: makanan! Selain mie goreng untuk makan siang, aja juga cemilan dari toko kue.
Oiya entah kenapa, begitu pagi tadi sampai ditempat bazaar, standnya belum semua jadi. Baru sebagian kecil saja yang sudah bisa menggelar dagangannya. Sedangkan saya, standnya pun tidak ada, nggak tau kebagian dimana 😂😅😆. Tapi Alhamdulillah bisa bersebelahan dengan stand milik Teh Mira M Jaya yang punya produk khas yaitu Koko Loreng.
Sambil menunggu mejanya datang, saya bermain dengan Miftah. Main kereta, belajar angka dan huruf, melipat kertas dan main dengan pensil warna. Kita main tebak-tebakan. Saya bagian memggambar, miftah yang menebaknya. Hebat, miftah bisa menebak dengan benar gambaran saya yang seadamya 😂😂
Alhamdulillah hari ini miftah sangat kooperatif. Beaok masih ada 1 hari terakhir. Belum tahu miftah ikut saya atau tidak, tapi dia bilang sih dia mau kalau pergi lagi ke tempat bazaar 😊
Friday, November 3, 2017
Think Creative Day 2
Bismillahirrahmaanirrahiim
Di WAG RB Boga IIP, ada challenge bagi membernya untuk membuat Churros. Berhubung saya belum pernah bikin, jadinya tertarik juga ikut challenge. Apalagi karena bahan-bahannya terbilang cukup mudah dicari dan dan biasanya jadi penghuni didapur 😊.
Selesai memasak adonan utama, saya pergi menjemput khayla pulang les menggambar. Tadinya adonan itu mau diberi telur dan langsung digoreng sepulangnya ke rumah. Tapi itu baru niat, karena saya kan harus masak untuk makan malam. Setelah ada waktu luang, barulah saya kembali ke adonan churros tadi. Hee...harusnya sih tidak boleh terlalu lama yaa adonannya didinginkan sebelum diberi telur. Tapi karena sudah terlanjur bikin, yowis lah... khayla menawarkan diri untuk membantu, tapi karena adonannya yang super lemgket, jadinya tidak saya ijinkan Maafkan yaa
Deg-degan juga liat adonannya yang sangat kental dan sudah diaduk. Huaahh...jangan-jangan gagal nih bikinnya.. apalagi karena ternyata plastik segitiganya tidak ada sehingga sulit untuk membentuknya. Sebagai percobaan, digorenglah beberapa buah, itupun dengan bentuk yang pendek-pendek. Hmm..rasanya lumayan juga, not bad laahh...apalagi dicocol ke saus coklat 👍. Eh tapi saya belum pernah makan churros, jadi nggak tau deh, churros yang saya bikin ini enak atau nggak 😁.
Karena tidak ada plastik segitiga dan rada malas untuk membelinya, saya mencoba mencari alat yg bisa menggantikan fungsi plastik. Tapi nggak nemu. Akhirnya saya simpan dulu adonan tersebut dikulkas. Subuhnya saya coba membentuk adonan hanya dengan spuit saja. Kalau lebaran, saya juga biasa hanya menggunakan spuit untuk membentuk kue sagu. Saya pikit hal semacam itu tidak terlalu susah dipraktekkan.
Tapi ternyata adonannya sangat lengket biarpun sudah dimasukkan ke kulkas. Daripada mubazir jika adonan ini tidak terpakai, maka saya paksakan untuk membentuk churros walaupun tangan saya jadi belepotan 😂. Sehabisnya adonan saya masukkan lagi ke kulkas untuk digoreng pagi harinya.
Biarpun bentuknya tidak indah, tapi miftah masih bilang "enak".. yah syukurlaahhh 😊. Next, mau cari semprotan adonan kue, biar ga perlu pake plastik segitiga lagi 😁
Di WAG RB Boga IIP, ada challenge bagi membernya untuk membuat Churros. Berhubung saya belum pernah bikin, jadinya tertarik juga ikut challenge. Apalagi karena bahan-bahannya terbilang cukup mudah dicari dan dan biasanya jadi penghuni didapur 😊.
Selesai memasak adonan utama, saya pergi menjemput khayla pulang les menggambar. Tadinya adonan itu mau diberi telur dan langsung digoreng sepulangnya ke rumah. Tapi itu baru niat, karena saya kan harus masak untuk makan malam. Setelah ada waktu luang, barulah saya kembali ke adonan churros tadi. Hee...harusnya sih tidak boleh terlalu lama yaa adonannya didinginkan sebelum diberi telur. Tapi karena sudah terlanjur bikin, yowis lah... khayla menawarkan diri untuk membantu, tapi karena adonannya yang super lemgket, jadinya tidak saya ijinkan Maafkan yaa
Deg-degan juga liat adonannya yang sangat kental dan sudah diaduk. Huaahh...jangan-jangan gagal nih bikinnya.. apalagi karena ternyata plastik segitiganya tidak ada sehingga sulit untuk membentuknya. Sebagai percobaan, digorenglah beberapa buah, itupun dengan bentuk yang pendek-pendek. Hmm..rasanya lumayan juga, not bad laahh...apalagi dicocol ke saus coklat 👍. Eh tapi saya belum pernah makan churros, jadi nggak tau deh, churros yang saya bikin ini enak atau nggak 😁.
Karena tidak ada plastik segitiga dan rada malas untuk membelinya, saya mencoba mencari alat yg bisa menggantikan fungsi plastik. Tapi nggak nemu. Akhirnya saya simpan dulu adonan tersebut dikulkas. Subuhnya saya coba membentuk adonan hanya dengan spuit saja. Kalau lebaran, saya juga biasa hanya menggunakan spuit untuk membentuk kue sagu. Saya pikit hal semacam itu tidak terlalu susah dipraktekkan.
Tapi ternyata adonannya sangat lengket biarpun sudah dimasukkan ke kulkas. Daripada mubazir jika adonan ini tidak terpakai, maka saya paksakan untuk membentuk churros walaupun tangan saya jadi belepotan 😂. Sehabisnya adonan saya masukkan lagi ke kulkas untuk digoreng pagi harinya.
Biarpun bentuknya tidak indah, tapi miftah masih bilang "enak".. yah syukurlaahhh 😊. Next, mau cari semprotan adonan kue, biar ga perlu pake plastik segitiga lagi 😁
Thursday, November 2, 2017
Think Creative Day 1
Bismillahirrahmaanirrahiim
Beberapa hari ini Khayla mengeluh kalau badannya gatal-gatal. Memang siihh dia punya alergi, walaupun kami belum tahu pasti apa saja alergennya karena memang belum di tes. Anehnya, gatal-gatal kali ini berbeda dengan gatal saat alergi. Biasanya kan kalau alergi, kulitnya suka ada bintik-bintik merah. Nah kalau yang sekarang, tidak begitu. Saya juga nggak tau itu apa. Tadinya mau nanya-nanya lewat WA ke orangtua teman sekelasnya khayla, tapi keburu lupa terus. Ujung-ujungnya malah jadi males 🙈.
Pak Suami sih beranggapan kalau gatalnya itu karena debu. Spontan beliau langsung ngambil vacuum cleaner dan menyedot debu yang ada dikasur. Sebenarnya saya juga pengen ngejemur kasur, tapi sekarang rada susah dapat sinar mataharinya, berhubung digarasi kami sudah dipasang canopy. Selain kasur, beliau juga bilang kalau tembok yang sudah rusak, bisa jadi salah satu penyebabnya. Sudah lama tembok dikamar kami rusak. Semen-semennya mudah berjatuhan kalau sedikit saja terkena senggolan. Dan hal ini terjadi juga dirumah tetangga kami, bukan kami saja. Untuk memperbaiki tembok rusak tersebut, saya sih pengennya ya ditembok ulang. Sekalian ngebangun dan bikin kamar buat khayla dan miftah. Yaaa judulnya mah, ngerenovasi rumah 😂. Tapi kan tidak semudah itu ya renov rumah teh..harus banyak uang dulu 😅
Entah dapat inspirasi darimana, Pak Suami ngajak ke Borma buat beli karpet. Saya heran, karpet buat apa? Katanya buat nutupin tembok-tembok yang rusak itu. Hah?! Saya tercengang sambil membayangkan, gimana cara masanginnya? Dipaku? Emang temboknya ga akan tambah rusak? Tapi suami tetap bersikeras dengan idenya itu. Ya terserah lah..untuk kali ini saya ngikut aja 😁
Karpet yang dimaksud oleh Pak Suami adalah kain atau taplak plastik bergambar yang biasa digunakan sebagai taplak meja makan. Pilihan motifnya tidak banyak, hanya ada kotak-kotak dan satu lagi gambar buah-buahan. Pilihan pun jatuh pada taplak bermotif buah-buahan. Selain taplak, Pa Suami juga beli semacam pipa atau tongkat yang cukup elastis. Nggak tau deh namanya apa, nggak tau juga mau dipakai buat apa 😆.
Ketika ditanya mau beli taplaknya berapa meter, saya jawab saja, "3 meter". Eh ternyata itu kebanyakan, jadi masih ada sisa. Suami pun mulai bekerja. Dan hasilnya, tadaaaaa...lumayan laahh..mengingat misinya adalah menutup tembok yang rusak 😁. Gambar disertakan dibagian akhir.
Jadi taplak plastik tadi dikaitkan ke pipa elastis, dilubangi sedikit untuk tempat paku, dan pakunya ditempel ke tembok. Lucu sih sebenernya, liat motifnya saya malah jadi keingetan sama dapur 😂.
Yang penting mah, tembok jeleknya nggak keliatan ya?! 😁.
Berhubung ada sisa taplak, saya jadi punya ide juga. Sofa bed dirumah sudah rusak (ya ampun, dirumah kita banyak banget ya yang rusak-rusak?!). Kulit oscarnya sudah sobek cukup besar, sampai-sampai kita bisa melihat busa dan kain dacron didalamnya.
Akhirnya saya lipat taplak itu jadi dua dan saya simpan di sofa bed untuk menyembunyikan bagian yang sobek 😆😆. Bagusnya sih genti aja ya kain oscarnya, tapi berartir UUD kaann, ujung-ujungnya duit 😂😂. Untuk sementara mah cukup lah begini..ke depannya mah mudah-mudahan kiat diberi keluasan rejeki biar suatu saat nanti bisa tercapai keinginan untuk renov rumah 😁
Beberapa hari ini Khayla mengeluh kalau badannya gatal-gatal. Memang siihh dia punya alergi, walaupun kami belum tahu pasti apa saja alergennya karena memang belum di tes. Anehnya, gatal-gatal kali ini berbeda dengan gatal saat alergi. Biasanya kan kalau alergi, kulitnya suka ada bintik-bintik merah. Nah kalau yang sekarang, tidak begitu. Saya juga nggak tau itu apa. Tadinya mau nanya-nanya lewat WA ke orangtua teman sekelasnya khayla, tapi keburu lupa terus. Ujung-ujungnya malah jadi males 🙈.
Pak Suami sih beranggapan kalau gatalnya itu karena debu. Spontan beliau langsung ngambil vacuum cleaner dan menyedot debu yang ada dikasur. Sebenarnya saya juga pengen ngejemur kasur, tapi sekarang rada susah dapat sinar mataharinya, berhubung digarasi kami sudah dipasang canopy. Selain kasur, beliau juga bilang kalau tembok yang sudah rusak, bisa jadi salah satu penyebabnya. Sudah lama tembok dikamar kami rusak. Semen-semennya mudah berjatuhan kalau sedikit saja terkena senggolan. Dan hal ini terjadi juga dirumah tetangga kami, bukan kami saja. Untuk memperbaiki tembok rusak tersebut, saya sih pengennya ya ditembok ulang. Sekalian ngebangun dan bikin kamar buat khayla dan miftah. Yaaa judulnya mah, ngerenovasi rumah 😂. Tapi kan tidak semudah itu ya renov rumah teh..harus banyak uang dulu 😅
Entah dapat inspirasi darimana, Pak Suami ngajak ke Borma buat beli karpet. Saya heran, karpet buat apa? Katanya buat nutupin tembok-tembok yang rusak itu. Hah?! Saya tercengang sambil membayangkan, gimana cara masanginnya? Dipaku? Emang temboknya ga akan tambah rusak? Tapi suami tetap bersikeras dengan idenya itu. Ya terserah lah..untuk kali ini saya ngikut aja 😁
Karpet yang dimaksud oleh Pak Suami adalah kain atau taplak plastik bergambar yang biasa digunakan sebagai taplak meja makan. Pilihan motifnya tidak banyak, hanya ada kotak-kotak dan satu lagi gambar buah-buahan. Pilihan pun jatuh pada taplak bermotif buah-buahan. Selain taplak, Pa Suami juga beli semacam pipa atau tongkat yang cukup elastis. Nggak tau deh namanya apa, nggak tau juga mau dipakai buat apa 😆.
Ketika ditanya mau beli taplaknya berapa meter, saya jawab saja, "3 meter". Eh ternyata itu kebanyakan, jadi masih ada sisa. Suami pun mulai bekerja. Dan hasilnya, tadaaaaa...lumayan laahh..mengingat misinya adalah menutup tembok yang rusak 😁. Gambar disertakan dibagian akhir.
Jadi taplak plastik tadi dikaitkan ke pipa elastis, dilubangi sedikit untuk tempat paku, dan pakunya ditempel ke tembok. Lucu sih sebenernya, liat motifnya saya malah jadi keingetan sama dapur 😂.
Yang penting mah, tembok jeleknya nggak keliatan ya?! 😁.
Berhubung ada sisa taplak, saya jadi punya ide juga. Sofa bed dirumah sudah rusak (ya ampun, dirumah kita banyak banget ya yang rusak-rusak?!). Kulit oscarnya sudah sobek cukup besar, sampai-sampai kita bisa melihat busa dan kain dacron didalamnya.
Akhirnya saya lipat taplak itu jadi dua dan saya simpan di sofa bed untuk menyembunyikan bagian yang sobek 😆😆. Bagusnya sih genti aja ya kain oscarnya, tapi berartir UUD kaann, ujung-ujungnya duit 😂😂. Untuk sementara mah cukup lah begini..ke depannya mah mudah-mudahan kiat diberi keluasan rejeki biar suatu saat nanti bisa tercapai keinginan untuk renov rumah 😁
Wednesday, November 1, 2017
Pengalaman Belajar Kreativitas di IIP
Bismillahirrahmaanirrahiim
Surprise surprise!!
Rasanya di awal Cawu ke-3 ini banyak surprisenya. Dimulai dengan diberikannya e-book oleh Fasil yang kalimat awalnya saja sudah bikin tertegun. Katanya salah kalau ada pernyataan "Menumbuhkan kreativitas anak usia dini". Karena ternyata anak itu sudah terlahir kreatif, penuh rasa ingin tahu yang besar, tidak mengenal tidak mungkin, dan tidak takut salah.
Katanya lagi "Kita mematikan kreativitas mereka". Yang dimaksud dengan kita saya pikir merujuk pada orang tua atau orang dewasa yang berada didekat anak. Ah kalau mau jujur, sebenarnya saya tidak ingin dikatakan sebagai orang tua yang mematikan kreativitas anak. Rasa-rasanya semua orangtua menginginkan anaknya jadi yang terbaik disegala hal. Kalaupun iya orangtua mematikan kreativitas, mungkin karena orangtua itu sendiri yang masih kurang ilmu sehingga menjadi kurang kreatif. Sehingga tanpa sadar, ada perbuatan atau perkataan kita yang ternyata mematikan kreativitas anak.
Yang membuat saya kembali tertegun adalah kalimat " Kesalahan berikutnya adalah mengirim anak ke sekolah". Bukannya sekolah itu sudah ada sejak lama? Bukannya sekolah itu tempat kita mencari ilmu? Kok bisa mengirim anak ke sekolah itu salah? Apa harus Homeschooling? Saya pikir tidak semua orang cocok dengan sistem Homeschooling.
Kalimat tadi masih ada sambungannya. Ternyata yang salah itu bukan sekolahnya, tapi ada pada sistem. Kalau begitu, berarti orangtua harus pandai-pandai mencarikan sekolah yang sistemnya benar agar kreativitas anak tidak mati. Dan sebagai gantinya, orangtua harus siap merogoh kocek lebih dalam agar anaknya bisa bersekolah di sekolah tersebut.
Sayang juga kemarin malam saya tidak ikut diskusi di WAG, jadi ga dapat aura yang keluar saat diskusi berlangsung. Jam 2 dini hari saya baru megang HP lagi dan membaca chat-chat yang ada.
"Apa yang teman-teman pikirkan tentang kteativitas?"
Teman-teman ada yang menjawab ide unik, cara yang berbeda, selalu banyak ide, aktivitas unik, mencipta hal baru, modifikasi dari yang sudah ada, berpikir berbeda.
Menurut saya pribadi kreativitas adalah kemampuan berpikir yang dimiliki seseorang semenjak dia lahir dan sifatnya unik, berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Mata saya tertuju pada gambar yang bentuknya seperti puzzle. Teman-teman ada yang mengatakan kalau itu potongan puzzle. Ada juga yang bilang kalau itu adalah kata "LIFT". Lift apa? Lift yang bagaimana?, tanya saya dalam hati. Bahkan saya putar-putar HP untuk mencari yang katanya lift itu. Saat itu saya merasa menjadi orang yang paling bodoh dan sangat tidak kreatif 😂. Lalu pagi harinya saat akan menyetrika, saya lihat lagi gambar tersebut dan mata saya langsung melihat kata "lift". Oohh ini toh yang dimaksud 😆. Ternyata saya lebih fokus melihat ke bagian berwarna hitam sehingga tidak menemukan kata "lift" yang berwarna putih 🙈.
Nah kenapa setiap orang melihat gambar tersebut berbeda? Teman-teman ada yang menjawab karena beda fokus, dan atau beda cara pandang.
Lalu muncul materi ebook yang bertuliskan "mari kita berpikir kreatif", ubah fokus, geser sudut pandang kita.
Begitupun dalam mendampingi anak-anak, kita perlu memiliki berbagai sudut pandang kreatif ketika melihat sebuah aksi anak-anak.
"Mari kita berpikir kreatif", Don't assume. Asumsi kita kadang berbeda jauh dengan asumsi anak-anak, maka jangan buru-buru membuat pernyataan. Perbanyaklah membuat pertanyaan agar anak-anak bisa menyampaikan idenya secara CLEAR dan tugas kita mengklarisipasi saja (CLARIFY).
Saya pribadi setuju dengan pernyataan tersebut, tapi adakalanya anak belum mengerti atau belum memahami keinginan atau idenya itu baik atau tidak. Maka sebagai orangtua kita berikan pedapat atau alasan yang masuk akal yang dapat mereka terima.
Muncul lagi materi baru, "Outside the box thingking", buka kotak pemikiran kita. Jangan batasi anak-anak sebatas pemikiran dan pengalaman kita saja. Biarkan dia berpikir berbeda dari hal-hal yang pernah kita alami.
Dibagian ini saya kembali tertegun. Ternyata pengalaman orangtua belum cukup untuk dijadikan pembelajaran. Kita harus membiarkan mereka berpikir seperti yang mereka mau dan kita harus mau menerima pemikiran mereka tersebut.
Materi berikutnya tentang "Proses kreativitas". Ada yang disebut Evolusi: ide baru dibangkitkan dari ide sebelumnya.
Sintesis: Dua atau lebih ide yang ada digabungkan jadi satu ide baru lagi.
Revolusi: benar-benar membuat perubahan baru dengan pola yang belum pernah ada.
Katanya inilah proses kreativitas yang harus kita lakukan bersama dengan anak-anak. Hmm..sudahkah kita melakukannya? Kalau saya pribadi sih sepertinya belum.. 🙈
"Menjadi ibu kreatif", apa saja yang menghambat anda selama ini dan bagaimana solusinya?
Teman-teman digrup memberikan jawaban mental block, terjebak rutinitas, tidak PD, moody, tidak berani mencoba, terlalu fokus terhadap pendapat SAYA.
Ternyata mereka dapat dengan mudah menjawab hambatan yang ada. Tapi bagaimana dengan solusinya? Apakah mereka sudah tahu harus bagaimana? Apakah mereka akan mencari solusinya dan menjalankannya?
Sebuah kutipan dari Ibu Septi, "Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif, kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator dijamannya nanti".
Saya rasa ini akan jadi PR besar bagi kami semua. Mudah-mudahan Allah mampukan dan pantaskan kami jadi orangtua yang terus belajar memperbaiki diri.
Sumber bacaan:
- Referensi yang diberikan oleh Fasilitator
- Pendapat teman-teman selama diskusi bersama Fasilitator
- Sudut pandang saya pribadi
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#thinkcreative
Surprise surprise!!
Rasanya di awal Cawu ke-3 ini banyak surprisenya. Dimulai dengan diberikannya e-book oleh Fasil yang kalimat awalnya saja sudah bikin tertegun. Katanya salah kalau ada pernyataan "Menumbuhkan kreativitas anak usia dini". Karena ternyata anak itu sudah terlahir kreatif, penuh rasa ingin tahu yang besar, tidak mengenal tidak mungkin, dan tidak takut salah.
Katanya lagi "Kita mematikan kreativitas mereka". Yang dimaksud dengan kita saya pikir merujuk pada orang tua atau orang dewasa yang berada didekat anak. Ah kalau mau jujur, sebenarnya saya tidak ingin dikatakan sebagai orang tua yang mematikan kreativitas anak. Rasa-rasanya semua orangtua menginginkan anaknya jadi yang terbaik disegala hal. Kalaupun iya orangtua mematikan kreativitas, mungkin karena orangtua itu sendiri yang masih kurang ilmu sehingga menjadi kurang kreatif. Sehingga tanpa sadar, ada perbuatan atau perkataan kita yang ternyata mematikan kreativitas anak.
Yang membuat saya kembali tertegun adalah kalimat " Kesalahan berikutnya adalah mengirim anak ke sekolah". Bukannya sekolah itu sudah ada sejak lama? Bukannya sekolah itu tempat kita mencari ilmu? Kok bisa mengirim anak ke sekolah itu salah? Apa harus Homeschooling? Saya pikir tidak semua orang cocok dengan sistem Homeschooling.
Kalimat tadi masih ada sambungannya. Ternyata yang salah itu bukan sekolahnya, tapi ada pada sistem. Kalau begitu, berarti orangtua harus pandai-pandai mencarikan sekolah yang sistemnya benar agar kreativitas anak tidak mati. Dan sebagai gantinya, orangtua harus siap merogoh kocek lebih dalam agar anaknya bisa bersekolah di sekolah tersebut.
Sayang juga kemarin malam saya tidak ikut diskusi di WAG, jadi ga dapat aura yang keluar saat diskusi berlangsung. Jam 2 dini hari saya baru megang HP lagi dan membaca chat-chat yang ada.
"Apa yang teman-teman pikirkan tentang kteativitas?"
Teman-teman ada yang menjawab ide unik, cara yang berbeda, selalu banyak ide, aktivitas unik, mencipta hal baru, modifikasi dari yang sudah ada, berpikir berbeda.
Menurut saya pribadi kreativitas adalah kemampuan berpikir yang dimiliki seseorang semenjak dia lahir dan sifatnya unik, berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
Mata saya tertuju pada gambar yang bentuknya seperti puzzle. Teman-teman ada yang mengatakan kalau itu potongan puzzle. Ada juga yang bilang kalau itu adalah kata "LIFT". Lift apa? Lift yang bagaimana?, tanya saya dalam hati. Bahkan saya putar-putar HP untuk mencari yang katanya lift itu. Saat itu saya merasa menjadi orang yang paling bodoh dan sangat tidak kreatif 😂. Lalu pagi harinya saat akan menyetrika, saya lihat lagi gambar tersebut dan mata saya langsung melihat kata "lift". Oohh ini toh yang dimaksud 😆. Ternyata saya lebih fokus melihat ke bagian berwarna hitam sehingga tidak menemukan kata "lift" yang berwarna putih 🙈.
Nah kenapa setiap orang melihat gambar tersebut berbeda? Teman-teman ada yang menjawab karena beda fokus, dan atau beda cara pandang.
Lalu muncul materi ebook yang bertuliskan "mari kita berpikir kreatif", ubah fokus, geser sudut pandang kita.
Begitupun dalam mendampingi anak-anak, kita perlu memiliki berbagai sudut pandang kreatif ketika melihat sebuah aksi anak-anak.
"Mari kita berpikir kreatif", Don't assume. Asumsi kita kadang berbeda jauh dengan asumsi anak-anak, maka jangan buru-buru membuat pernyataan. Perbanyaklah membuat pertanyaan agar anak-anak bisa menyampaikan idenya secara CLEAR dan tugas kita mengklarisipasi saja (CLARIFY).
Saya pribadi setuju dengan pernyataan tersebut, tapi adakalanya anak belum mengerti atau belum memahami keinginan atau idenya itu baik atau tidak. Maka sebagai orangtua kita berikan pedapat atau alasan yang masuk akal yang dapat mereka terima.
Muncul lagi materi baru, "Outside the box thingking", buka kotak pemikiran kita. Jangan batasi anak-anak sebatas pemikiran dan pengalaman kita saja. Biarkan dia berpikir berbeda dari hal-hal yang pernah kita alami.
Dibagian ini saya kembali tertegun. Ternyata pengalaman orangtua belum cukup untuk dijadikan pembelajaran. Kita harus membiarkan mereka berpikir seperti yang mereka mau dan kita harus mau menerima pemikiran mereka tersebut.
Materi berikutnya tentang "Proses kreativitas". Ada yang disebut Evolusi: ide baru dibangkitkan dari ide sebelumnya.
Sintesis: Dua atau lebih ide yang ada digabungkan jadi satu ide baru lagi.
Revolusi: benar-benar membuat perubahan baru dengan pola yang belum pernah ada.
Katanya inilah proses kreativitas yang harus kita lakukan bersama dengan anak-anak. Hmm..sudahkah kita melakukannya? Kalau saya pribadi sih sepertinya belum.. 🙈
"Menjadi ibu kreatif", apa saja yang menghambat anda selama ini dan bagaimana solusinya?
Teman-teman digrup memberikan jawaban mental block, terjebak rutinitas, tidak PD, moody, tidak berani mencoba, terlalu fokus terhadap pendapat SAYA.
Ternyata mereka dapat dengan mudah menjawab hambatan yang ada. Tapi bagaimana dengan solusinya? Apakah mereka sudah tahu harus bagaimana? Apakah mereka akan mencari solusinya dan menjalankannya?
Sebuah kutipan dari Ibu Septi, "Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif, kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator dijamannya nanti".
Saya rasa ini akan jadi PR besar bagi kami semua. Mudah-mudahan Allah mampukan dan pantaskan kami jadi orangtua yang terus belajar memperbaiki diri.
Sumber bacaan:
- Referensi yang diberikan oleh Fasilitator
- Pendapat teman-teman selama diskusi bersama Fasilitator
- Sudut pandang saya pribadi
#kelasbundasayang
#institutibuprofesional
#thinkcreative