Bismillahirrahmaanirraahiim
Subhanallah, materi minggu sebenarnya tidaklah sulit, tapi dengan deadline waktu yang lama, membuat saya menjadi terlena. Pembuatan jurnal pun baru hari ini. Apakah saya bisa termasuk yang 10% berhasil atau ada di kelompok 80%? 🙈🙈. Bisa sampai ditahap ini memang menguji komitmen dan konsisten, dan saya juga kadang merasa lelah. Memang sampai sekarang saya konsisten mengurus sampah plastik dirumah. Tapi banyak hal lain juga yang harus saya pikirkan dan kerjakan, sehingga peran dalam tim tidak saya kerjakan dengan maksimal. Contohnya rutin membuat postingan di IG. Saya pikir akan mudah, tapi ternyata sulit. Postingan terbaru yang saya buat adalah postingan Giveaway. Ya, kami sepakat mengadakan Giveaway untuk menarik banyak follower dengan beberapa hadiah dari masing-masing anggota. Saya sendiri menyumbangkan sedotan stainless steel dan totebag. Lumayan ya, Giveaway ini menarik perhatian juga 😁
Diskusi di tim berjalan sangat lambat. Dari 4 anggota tim hanya 2 orang yang dari BunSal. Mungkin karena itu anggota diluar BunSal kurang bersuara. Tapi walaupun kurang bersuara di grup, semoga pada kenyataannya mereka terus konsisten dan berkomitmen dengan tujuan tim. Yah, jangankan mereka, saya sendiri yang member BunSal, kadang banyak malasnya, suka menunda-nunda 😆. Padahal seharusnya kita menyelesaikan masalah dengan pola pikir yang berbeda dari saat kita membuat masalah tersebut. Saya kadang amazed kalau Bu Septi berkata kalau kita harus mencintai masalah. Rubah masalah menjadi tantangan dan tantangan menjadi ide untuk menghasilkan solusi. Sedangkan saya kalau dihadapkan
dengan masalah sampah ini, sering jadi puyeng sendiri 😅.
Oiya, Bu Septi memberi informasi mengenai beberapa aplikasi yang bisa tim kita pakai, tapi jujur belum ada yang kami pakai. Karena di WA pun belum dipakai secara maksimal. Pembagian tugas di tim tidak terlalu rumit sih, jadi To-Do-List nya pun tidak terlalu banyak. Yang paling utama, ya apdet sosmed, website dan masing-masing kami membuat sesuatu dari kemasan plastik.
Saya sudah melihat banyak artikel referensi daur ulang, tapi kok rasanya belum ada yang sreg untuk saya buat. Akhirnya saya terinspirasi melihat kerajinan tangan anyaman yang dibuat anak saya. Bahan dasarnya dari koran siih, jadi lebih mudah untuk dibentuk dan dianyam. Tapi saya coba saja, bereksperimen dengan ide dari kepala saya. Plastik multilayer dibentuk memanjang dengan lebar yang sama. Namanya saja plastik, tentu karakternya berbeda dengan kertas. Karena itu saya butuh selotip untuk menjaga bentuk plastiknya. Lalu plastik yang telah dibentuk itu saya buat anyaman.
Kalimat penutup dari Ibu Septi mengharukan sekali, saat kita tidak bernapas lagi, semoga amal, ilmu, pengalaman dan kebaikan kita tidak akan berakhir. Masya Allah ya kalau memang bisa begitu. Tentunya banyak yang harus kita lakukan. Ada usaha, ada proses, sampai akhirnya akan ada hasil. Semoga yang mulai saya lakukan di BunSal ini bisa saya teruskan walaupun BunSal sudah berakhir 😇